Ilmuwan berhasil merekonstruksi misteri bagaimana pembunuhan Firaun Seqenenre Taa II dilakukan dengan menggunakan teknologi CT Scan pada mumi penguasa Mesir Kuno itu.
Pemindaian dilakukan pada mumi Firaun Seqenenre Taa II. Ia adalah pemimpin Mesir Selatan selama pendudukan Mesir oleh Hyksos.
Para ilmuwan diketahui telah memeriksa fisik mumi itu dengan cara melakukan rontgen pada tahun 1960-an. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka parah di kepala yang memicu berbagai teori tentang penyebab kematiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak ditemukan pada 1880, ada berbagai teori dan perdebatan tentang penyebab pembunuhan Seqenenre Taa II. Mulai dari koban konspirasi istana hingga mati sebagai tawanan musuh.
Para ilmuwan lantas menggunakan CT scan untuk merekonstruksi tulang dan jaringan lunak Seqenenre Taa II dalam tiga dimensi. Hasil penelitian dipublikasikan di Frontiers in Medicine (17/2).
Mereka juga menggunakan analisis artefak arkeologi dan catatan sejarah untuk menyortir teori seputar kematian Seqenenre Taa II, serta memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang momen terakhirnya.
Para peneliti berpendapat bahwa Seqenenre Taa II kemungkinan besar ditangkap dalam pertempuran melawan Hyksos. Hyksos adalah sebuah dinasti Asia yang menduduki Mesir pada saat itu. Ia kemudian dipukul sampai mati dan tangannya terikat di belakang punggungnya.
Rincian yang terungkap selama analisis menunjukkan kematian Seqenenre Taa II bisa menjadi titik balik penting dalam sejarah Mesir. Para ilmuwan berkata Seqenenre Taa II meninggal dalam pertempuran untuk membebaskan kerajaannya, bukan dengan cara yang memalukan, seperti konspirasi istana yang disampaikan para peneliti sebelumnya, seperti dilansir The Scientist.
Melansir Frontiersin, CT scan menunjukkan bahwa Seqenenre meninggal pada usia empat puluhan. Kondisi tangan Seqenenre Taa II yang cacat menunjukkan bahwa kemungkinan besar akibat dipenjara dengan tangan terikat.
Berdasarkan analisa, Seqenenre Taa II kemungkinan besar meninggal di lokasi yang jauh dari tempat pemakamannya, mungkin di medan perang. Pembalsem terhadap Seqenenre Taa II dinilasi sebagai upaya menyembunyikan luka.
Mumifikasi pun diduga dilakukan di tempat mumifikasi kerajaan, bukan di lokasi yang kurang peralatan.
Pada akhirnya, kematian Seqenenre Taa II memotivasi penerusnya untuk melanjutkan perjuangan menyatukan Mesir dan memulai kerajaan baru.
Seqenenre Taa II adalah raja Mesir yang memerintah Mesir Selatan pada akhir Dinasti ke-17 (sekitar 1558-1553 SM). Sedangkan Hyskos kemungkinan adalah sekelompok gembala Asia yang menduduki bagian utara Mesir.
(jps/eks)