BMKG Jelaskan Sebab Hujan Es Yogyakarta, Bisa Terjadi Lagi

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 16:30 WIB
BMKG menjelaskan sebab terjadi hujan es di Yogyakarta siang ini dan potensi terjadi lagi hingga Mei.
Ilustrasi. BMKG jelaskan alasan hujan es terjadi di Yogyakarta (dok.istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut hujan es yang terjadi di Yogyakarta disebabkan oleh pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb).

Hal ini disampaikan Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Siswanto menanggapi hujan es yang terjadi di kawasan Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Rabu (3/3) siang.

"Selalu (akibat) awan CB," tuturnya ketika menjelaskan penyebab terjadi huja es saat dihubungi CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, menurutnya pertumbuhan awan Cumulonimbus di Yogyakarta siang ini akibat dinamika cuaca akibat kuatnya pemanasan permukaan pada waktu sebelumnya.

"Ditambah adanya jalur konvergensi (pertemuan) angin yang semakin menguatkan pertumbuhan sel awan Cb yang besar (sehingga) menurunkan hujan es di atas Yogya," ujarnya lagi.

Menurut Kepala Stasiun BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, hujan es ini bersifat lokal dengan radius 2 kilometer.

"Hujan es ini sangat lokal yang disebabkan pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 kilometer," tuturnya seperti dikutip Antara.

Proses terjadi hujan es

Menurut Rani hujan es terjadi akibat pertumbuhan awan cumulonimbus hingga puncak awan sangat tinggi. Puncak awan yang tinggi ini lantas menyentuh atmosfer hingga ke titik beku. Akibatnya, terbentuk kristal es di awan degan ukuran cukup besar.

Saat awan cumulonimbus sudah jenuh dan tak mampu lagi menahan beban uap air, maka akan terjadi hujan lebat disertai es.

"Es yang turun ini bergesekan dengan udara (atmosfer) saat jatuh (ke Bumi) sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukuranya mengecil," lanjutnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarga menerima laporan hujan es terjadi di sejumlah wilayah DIY seperti Jogoyudan, Jetis, dan Kota Yogyakarta pada pukul 13:15 WIB.

Masih potesi terjadi lagi

Siswanto menyebut kalau hujan es tidak hanya terjadi saat puncak musim hujan pada Januari dan Februari.

"Bisa juga masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, biasanya bisa terjadi juga dari Maret-Mei," tulisnya.

Senada Rani menyebut hujan es masih berpotensi terjadi lagi di Yogyakarga selama musim hujan, khususnya di masa pancaroba.

(eks, antara/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER