Untuk memahami apa yang ditawarkan Google dalam melancarkan strategi iklan, ada baiknya untuk memikirkan untuk memikirkan Facebook.
Facebook juga menghasilkan uang dengan menyajikan iklan. Hal itu tidak secara langsung menjual informasi pengguna kepada pengiklan. Sebagai gantinya, tetapi pihaknya menawarkan kesempatan untuk menargetkan iklan pada kategori pengguna tertentu, berdasarkan data yang dituju.
Mengurut dan menarik lurus identitas orang berdasarkan status hubungan pengguna, halaman yang disukai hingga konten yang sering diklik penggunanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem yang dikembangkan oleh Google didasari pada prinsip yang sama. Sebuah brand atau merek akan dapat beriklan pada kelompok pengguna internet yang memiliki kesamaan sifat yang ditentukan oleh algoritma.
Pendekatan yang dilakukan oleh Google secara teoritis akan memberi pengguna lebih banyak otoritas daripada model iklan yang dimiliki Facebook.
Google mengatakan visinya di masa depan membantu meningkatkan privasi pengguna sambi tetap menawarkan pengiklan celah yang sama untuk menargetkan pada publik.
"Pengiklan tidak perlu melacak konsumen secara individu di seluruh web untuk mendapatkan manfaat kinerja dari iklan digital," kata perusahaan itu dalam blognya.
Pihaknya mengatakan kemajuan dalam agregasi, anonimisasi, pemrosesan di perangkat, dan teknologi privasi lainnya menawarkan jalur yang jelas untuk mengganti pelacakan individu.
Beberapa pakar privasi setuju atas langkah yang diambil Google untuk mengedepankan perbaikan privasi pengguna.
"Bagi saya, ini adalah langkah yang baik dan sinyal yang baik, tetapi saya ingin melihat solusi terakhir," kata Ashkan Soltani Peneliti Privasi dan Keamanan Independen, seperti dikutip CNN.
Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan, kata Soltani, adalah bagaimana kontrol pengguna dapat dirancang. Apakah mereka menawarkan mekanisme satu klik bagi pengguna untuk menyisih berbagi data dan lain sebagainya.