Jumlah kasus Covid-19 harian di Inggris melonjak dalam empat bulan setelah penemuan B.1.1.7, melonjak dari 3.899 kasus baru pada 20 September 2020 menjadi lebih dari 68.000 kasus pada 8 Januari 2021.
Lonjakan kasus itu membebani rumah sakit Inggris dan sumber daya perawatan kesehatan, yang pada akhirnya mungkin merugikan pasien.
B.1.1.7 telah ditemukan di 94 negara, termasuk Indonesia. Dalam studi terbaru, Pfizer dan Moderna menemukan bahwa vaksin mereka bertahan dengan baik terhadap varian itu. Vaksin lain, termasuk dari Johnsen & Johnsen dan AstraZeneca juga mengklaim dapat melindungi orang dari B.1.1.7.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, vaksin seluruh produsen itu tampaknya kurang efektif terhadap varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, B.1.351 dan strain yang ditemukan di Brasil, bernama P.1.
Hal itu diduga karena kedua varian tersebut memiliki mutasi yang dapat mencegah antibodi yang dihasilkan sebagai tanggapan terhadap virus asli untuk mengenali mereka.
Dalam jurnal, peneliti berkata varian baru VOC-202012/1 atau B.1.1.7 terkait dengan peningkatan risiko kematian pada orang yang dites positif Covid-19 dalam sebuah komunitas. Rasio bahaya akibat varian itu meningkat antara 1,32 dan 2,04, lebih tinggi daripada varian lain.
"Berarti peningkatan risiko kematian 32 persen hingga 104 persen, dengan perkiraan rasio bahaya yang paling mungkin sebesar 1,64 atau peningkatan risiko kematian 64 persen," ujar para peneliti.
Para peneliti berkata jika temuan mereka dapat digeneralisasikan untuk populasi lain, infeksi B.1.1.7 berpotensi menyebabkan kematian tambahan yang substansial dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya.