Secara lebih spesifik, Dicky menyarankan jarak duduk antar siswa sekitar 2 meter. Ventilasi ruang belajar juga harus tersedia dengan baik. Seluruh unsur di sekolah harus menggunakan masker dengan benar.
"Program testing untuk mengidentifikasi individu dengan infeksi SARS-CoV-2 dan vaksinasi untuk guru dan staf memberikan lapisan tambahan perlindungan Covid-19 di sekolah," ujarnya.
Selanjutnya, semua unsur di sekolah harus memahami etika mencuci tangan, batuk, dan bersin. Lalu, membersihkan dan memelihara fasilitas sekolah secara rutin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky juga menyarankan adanya sistem pelacakan kontak dalam kombinasi dengan isolasi dan karantina, serta monitoring dan evaluasi berkala 2 minggu sekali.
Dicky menambahkan sekolah harus membatasi pengunjung, relawan, dan aktivitas yang tidak penting sebanyak mungkin yang melibatkan kelompok atau organisasi eksternal, terutama dengan orang-orang yang bukan dari area geografis lokal. Misalnya, bukan dari komunitas, kota atau kabupaten yang sama.
"Mewajibkan siapapun untuk memakai masker dan menjaga jarak secara fisik 2 meter dari orang lain," ujarnya.
Lebih dari itu, dia meminta penghentian belajar tatap muka jika ditemukan dua atau lebih kasus yang secara epidemiologis terkait dengan kasus indeks yang kemungkinan tertular infeksi SARS-CoV-2 di sekolah.
"Untuk mencegah potensi menyebar dengan cepat dan tidak terkendali, penutupan minimal 14 hari," ujarnya.