Para penulis menulis dalam penelitian tersebut bahwa ledakan sinar gamma di dekat Bumi mungkin telah memainkan peran utama dalam peristiwa kepunahan massal Ordovisium sekitar 450 juta tahun lalu, yang terbesar kedua dalam sejarah Bumi.
Meskipun tidak ada bukti konkret yang mengaitkan ledakan sinar gamma tertentu dengan peristiwa kepunahan itu, para penulis berpikir hal itu mungkin terjadi mengingat posisi Bumi di galaksi.
Melansir Wion, tepi Bima Sakti adalah tempat teraman untuk perkembangan kehidupan sejak lebih dari enam miliar tahun yang lalu. Wilayah itu terlindung dari ledakan paling dahsyat di alam semesta, yaitu semburan sinar gamma dan supernova.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para astronom menyampaikan supernova dan sinar gamma terkait dengan siklus hidup dan kematian bintang.
Supernova terjadi ketika sebuah bintang yang jauh lebih masif dari Matahari mencapai akhir hidupnya dan meledak atau ketika katai putih, sisa-sisa bintang yang kurang masif, seperti Matahari, meledak setelah bertambahnya massa dari pasangannya dalam sistem biner.
Sinar gamma adalah kilatan kuat radiasi energi tinggi yang dipancarkan ketika bintang yang sangat masif dan berputar cepat mati, atau ketika dua bintang neutron, atau bintang neutron dan lubang hitam, kedua sisa bintang masif bergabung.
Astrofisikawan di Arizona State University, Steven Desch berharap penelitian baru itu dapat membantu para astronom memutuskanmencari exoplanet yang dapat dihuni. Namun, dia mengaku untuk saat ini belum ada teknologi yang mampu secara akurat menemukan tempat exoplanet yang tepat.