Menurutnya membuat game menjadi batu loncatan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan di bidang programing. Ia bersama beberapa temanya berkeinginan untuk mengembangankan aplikasi berbasis pendidikan.
Platform itu nantinya dilengkapi dengan beberapa fitur untuk merangsang bakat para mahasiswa/i di Indonesia. Ia menjelaskan, di aplikasi itu dilengkapi dengan bimbingan konseling, mentoring, webinar dan sharing bersama praktisi.
"Jadi kita ingin memperdalam bidang bakat atau kemampuan yang mereka (mahasiswa) tertarik," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemampuan yang terbilang mahir di bidang programing membuat Adithya didapuk menjadi senior mentor di salah satu perusahaan rintisan di Indonesia, Kotakode.
Ia mengaku kini sudah membantu lebih dari 3000 programer dalam negeri untuk menemukan jalan keluar atau memecahkan kode pemrograman ketika mengembangkan aplikasi.
Hal ini menurutnya sebagai salah satu cara yang dapat dia lakukan, untuk berbagi ilmu dan bersama-sama membangun iklim digital di Indonesia agar dapat berakselerasi dan cepat berkembang.
Walaupun kini ia masih duduk di bangku SMK, ia sudah bekerja paruh waktu untuk beberapa perusahaan digital dalam dan luar negeri. Saat ini ia juga tengah menjalani program magang dari sekolahnya, di salah satu perusahaan digital asal Jepang, di Jakarta.
Saat disinggung kapan waktu untuk bermain, Adithya menjawab dengan tertawa riang. Ia menyatakan meskipun di usia dini terbilang sibuk, namun ia masih tetap bisa bermain dengan kawan sebayanya.
"Kalo sibuk sih sibuk. Tapi tetep bisa main. Mainnya enggak ngomongin koding dan program kok," kelakarnya.
Meski dinobatkan sebagai senior mentor di perusahaan digital, dirinya tidak ingin puas begitu saja dalam menimba ilmu. Adithya berkeinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dan Universitas Gajah Mada (UGM) menjadi harapannya kelak.
"Inginya sih di UGM. Karena UGM itu impian saya dan kalau sekolah di sana biaya hidupnya murah," ujarnya.
Kini, ia ingin membuktikan pada Ayah dan almarhum Ibunya akan menjadi yang pertama dari keluarga besar yang bisa menjadi ahli IT dan mendalami teknologi Aritificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.