Jejak Kontroversial Vaksin Nusantara yang Disetop Sementara

CNN Indonesia
Kamis, 15 Apr 2021 07:52 WIB
Rangkuman jejak kontroversial vaksin nusantara yang tak diberi izin uji klinis tahap II oleh BPOM hingga akhirnya penelitian disetop sementara.
Foto: AP/Emrah Gurel

Pengembangan Disetop Sementara

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut penghentian sementara dilakukan lantaran tim peneliti ingin melengkapi dokumen Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar BPOM bisa memberi izin uji klinis tahap II.

Penghentian itu disayangkan oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Ia menuding BPOM telah menaifkan hasil Rapat Kerja antara Komisi IX DPR, Kementerian kesehatan. BPOM, dan Kementerian Riset dan Teknologi yang diselenggarakan pada 10 Maret 2021.

Dasco menilai seharusnya BPOM memberi jalan vaksin nusantara untuk masuk ke tahap berikutnya, seperti yang sudah dibahas dalam rapat kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Penelitian Tidak Transparan

Anggota tim uji Klinis Vaksin Nusantara Jajang Edi Prayitno sempat mengklaim vaksin mampu memberikan daya tahan seumur hidup. Kritik lantas datang dari Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban.

Menurutnya, sejauh ini belum ada satupun pengembang vaksin virus corona di dunia yang secara gamblang sudah berani membuktikan daya jangkauan dan ketahanan antibodi vaksin usai disuntikkan ke tubuh manusia. Ia meminta tim uji klinis vaksin Nusantara tak mengeluarkan klaim sepihak sebelum keseluruhan uji klinis selesai.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan seharusnya tim uji klinis secara gamblang melaporkan dan mempublikasikan hasil uji klinis yang sudah dilakukan.

Ia juga menyoroti model vaksin Nusantara yang dinilai tidak cocok untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal. Metode sel dendritik yang bersifat individual itu menurutnya bakal memperlambat proses vaksinasi.

Cara Kerja Vaksin Model Dendritik

Metode ini cukup baru digunakan untuk vaksin Covid-19, sebab pengujian vaksin lain kebanyakan menggunakan metode virus inactivated, mRNA, protein rekombinan, hingga adenovirus.

Vaksin nantinya akan membentuk kekebalan seluler pada sel limfosit T. Peneliti menjelaskan cara kerja vaksin ini dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putin yang dipaparkan dengan antigen dari Sars-Cov-2.

Setiap orang akan diambil sampel darahnya untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik. Cara kerjanya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi selama 3-7 hari.

Lalu hasilnya akan disuntikan kembali ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, sel dendritik akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus corona.

(can/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER