Pakar UI Ungkap Sebab Lonjakan Covid-19 India, Minta RI Siaga

CNN Indonesia
Rabu, 28 Apr 2021 08:29 WIB
Ilustrasi Covid-19 di India. (AP/Altaf Qadri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra YogaAditama mengatakan ada dua kelompok jenis Covid-19 yang membuat kasus virus corona di India meledak.

Pertama, jenis 'Variant of Concern' (VOC) yang sudah dikenal luas, yaitu: B117 yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia termasuk Indonesia.

Kemudian, B1351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara. Menurut laporan, mutasi ini mungkin mempengaruhi efikasi vaksin, termasuk Astra Zeneca yang digunakan di Indonesia.

Terakhir, P1 atau B11281 yang awalnya dilaporkan di Brazil dan Jepang yang kemudian sudah menyebar ke sekitar 50 negara di dunia.

"Ketiga jenis VOC ini tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan kasus di India," tutur Tjandra.

Kemudia, jenis mutasi kedua, yang kemudian banyak dibahas adalah mutan yang bermula dilaporkan dari India, bahkan disebut 'double mutant' dan belakangan malah juga ada 'triple mutant'.

Beberapa hal tentang mutasi ganda atau mutasi 'double' yaitu B1617 yang dilaporkan berasal dari dari India dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara, termasuk ke Inggris.

Tjandra mengatakan, sebenarnya, dari sekitar 11 perubahan, ada dua mutasi yang dianggap paling banyak berpengaruh pada perjalanan penyakit COVID-19, yaitu E484Q.

Mutasi ini sedikit banyak ada kemiripan dengan mutasi E484K yang pertama kali di deteksi di Afrika Selatan dan Brazil dan sudah ada juga di Indonesia, serta mutasi L452R yang juga ditemukan di California Amerika Serikat.

"Gabungan keduanya ini yang kemudian jadi bahan bahasan, walaupun penelitian masih terus berjalan sampai nanti ada kesimpulan yang lebih pasti," kata dia.

Mutan Covid-19 Bengal Strain


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :