Pakar UI Ungkap Sebab Lonjakan Covid-19 India, Minta RI Siaga

CNN Indonesia
Rabu, 28 Apr 2021 08:29 WIB
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia buka suara soal meledaknya kasus Covid-19 India dan meminta RI waspada.
Ilustrasi Covid-19 di India. (AP/Rajanish Kakade)

Para pakar kesehatan juga melaporkan mutasi lebih baru lagi, yakni B1618 yang disebut sebagai mutan "triple". Mutasi ini mula-mula dilaporkan di daerah Bengal Barat sehingga disebut sebagai virus korona "Bengal strain".

Laporan mengungkapkan, jenis ini lebih mudah menular lagi, dan juga mungkin dapat mempengaruhi efikasi vaksin, walaupun memang penelitian masih terus berjalan untuk mendapatkan informasi yang lebih pasti.

B1618 sendiri mencakup tiga hal yakni delesi pada H146 dan Y145 serta dua mutasi yaitu D614G dan E484K. Kedua jenis mutasi ini dalam keadaan terpisah sudah pernah dilaporkan di Indonesia. Pada awal April ini, mutasi yang banyak dibahas yaitu E484K atau dikenal dengan mutasi Eek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wajib Tes PCR Berulang-ulang

Menurut Tjandra, perkembangan mutasi virus COVID-19 di India mengharuskan orang-orang dari negara lain, termasuk di Indonesia untuk selalu waspada.

Sebagai salah satu upaya mengantisipasi berbagai varian dan mutan baru COVID-19 dari luar negeri ialah pemeriksaan PCRsecara berulang bagi orang-orang yang tiba di Indonesia.

"Bila ada pelawat dari luar negeri maka memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan PCR ulangan setibanya di Indonesia," kata dia dalam pesan elektroniknya, Selasa.

Apabila hasilnya negatif, dia tetap harus menjalani karantina sesuai masa inkubasi yang dimulai ketika seseorang terinfeksi virus hingga akhirnya muncul gejala yakni dua pekan.

Tetapi, bila hasil pemeriksaan positif, maka pasien perlu ditangani, diisolasi dan diperiksawhole genome sequencing-nya (pengurutan genom lengkap adalah proses menentukan urutan DNA lengkap dari suatu genom organisme pada satu waktu).

(antara/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER