Pesawat ruang angkasa tersebut dirancang untuk mempelajari lebih lanjut atmosfer Mars dan iklimnya yang berubah dari waktu ke waktu.
Selain itu, Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Rusia ExoMars bekerja sama dalam meluncurkan Schiaparelli. Walau mengalami kesulitan pada fase pertamanya, Schiaparelli jatuh di permukaan Mars pada Oktober 2016.
Hal tersebut disebut membuka jalan untuk penjelajahan baru, Rosalind Franklin, yang akan diluncurkan pada 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kapal penjelajah milik NASA lainnya adalah Curiosity dan Opportunity. Curiosity tetap aktif di permukaan Mars setelah mendarat pada 2012 dan memiliki misi mempelajari geologi Mars dan sejarah lingkungannya.
Sedangkan Opportunity merupakan penjelajah Mars terlama yang telah berada di sana sejak 2004 hingga 2018. Ia bersama 'kembarannya', Spirit, memastikan pernah ada air di permukaan Mars yang gersang.
Uni Soviet juga pernah meluncurkan kapal penjelajah ke Mars antara 1960-1971 walau beberapa gagal terbang. Namun, dua di antaranya yakni Mars 2 dan 3 berhasil mendarat di Planet Merah itu pada November dan Desember 1971.
Mars 2 berhasil mendarat di Mars setelah sukses mengorbit selama 18 jam. Sedangkan Mars 3 berhasil mendarat dan beroperasi 20 detik di permukaan sebelum jatuh. Keduanya hilang tersapu bersih dalam badai debu besar di sana.
Kedua pesawat ruang angkasa itu mengirim gambar, pembacaan suhu, dan informasi tentang gravitasi Mars dan medan magnet kembali ke Uni Soviet.
(afp/ard/chr)