Planetarium Jakarta menyampaikan fase Bulan separuh awal akan terjadi pada 20 Mei 2021. Fase yang dikenal dengan fase perbani awal itu adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90 derajat).
Planetarium menyampaikan waktu terbit Bulan pada fase itu mulai 19 Mei 2021, pukul 11.57 WIB. Sedangkan waktu terbenamnya adalah pukul 00.02 WIB. Waktu puncak fenomena diprediksi berlangsung pada 20 Mei 2021, pukul 02.13 WIB.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menyampaikan puncak fase perbani akhir terjadi pada 20 Mei pukul 02.12.31 WIB/ 03.12.31 WITA/ 04.12.31 WIT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, LAPAN menyebut Bulan perbani awal ini baru dapat disaksikan ketika terbit pada 19 Mei setelah tengah hari dari arah timur-timur laut, berkulminasi di arah utara setelah terbenam Matahari dan kemudian terbenam di arah barat-barat laut setelah tengah malam.
LAPAN mengatakan Bulan akan berjarak 383.721 km dari Bumi (geosentrik) ketika puncak fase perbani awal dan berada di sekitar konstelasi Leo.
Pada 20 Mei, LAPAN melaporkan Merkurius juga akan mengalami konjungsi dengan Venus selama dua pekan sejak tanggal 20 Mei dan berakhir pada 3 Juni.
Sudut pisah Merkurius-Venus awalnya sebesar 7,41 derajat akan mengecil hingga mencapai 0,55 derajat ketika puncak konjungsi (29 April senja hari).
Keesokan harinya, sudut pisah Merkurius-Venus membesar hingga 7,40 derajat.
LAPAN membeberkan fenomena itu dapat disaksikan dari arah Barat-Barat Laut ketika pertengahan fajar bahari (ketinggian Matahari -9 derajat).
"Magnitudo Merkurius bervariasi antara +0,74 hingga +3,69 sedangkan magnitude Venus sedikit bervariasi antara -3,90 hingga -3,89. Dikarenakan Merkurius cukup redup saat di ufuk rendah, disarankan dapat mengamati Merkurius menggunakan alat bantu seperti binokuler," kata LAPAN dalam laman resmi.