Sesar yang tereaktivasi akan menyebabkan gempa-gempa lain. Sesar tersebut melewati wilayah padat penduduk, seperti Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan dan Surabaya.
"Meskipun berkekuatan kecil, jika terjadi di daerah perkotaan maka akan sama membahayakannya," kata Amien.
Maka dari itu, Amien menegaskan, agar masyarakat kenal dengan macam bencana dan mitigasinya. Bukan hanya gempa, melainkan juga prediksi tsunami dengan ketinggian 29 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amien kemudian membuka catatan gempa dan tsunami yang pernah melanda Jatim, juga menyebut bahwa tepat hari ini, 3 Juni di tahun 1994, pernah terjadi gempa sekuat magnitudo 7,8 dan menimbulkan tsunami setinggi 14 meter di Pancer, Banyuwangi.
Selain itu, dalam katalog tsunami BMKG tercatat bahwa tsunami pernah melanda pantai selatan Jatim sebanyak tiga kali di tahun-tahun sebelumnya. Dengan waktu tempuh air untuk sampai ke daratan, yaitu selama 20 sampai 25 menit.
"Penting edukasi terkait mitigasi yang dikenal dengan semboyan 20-20-20," katanya mengingatkan.
Artinya, kata dia, jika terjadi gempa terasa selama 20 detik, tanpa perlu menunggu air naik, maka masyarakat harus menuju ke tempat dengan ketinggian minimal 20 meter, karena waktu yang ada hanya sekitar 20 menit.
Bab edukasi inilah, yang menurut Amien juga melandasi BMKG membeberkan prediksi itu. Evaluasi dari gempa Malang beberapa waktu lalu, dengan skala kekuatan gempa sebesar M 6 saja membawa dampak kerusakan yang cukup luas.
"Harus semakin tinggi kewaspadaan kita, jika Jawa Timur berpotensi alami gempa sampai kekuatan M 8,7," ujarnya.
Kendati demikian, ia berharap masyarakat tak panik dan cemas, namun menambah kehati-hatian dengan mempersiapkan infrastruktur layak gempa dan edukasi lainnya.
"Tak terkecuali pemerintah harus mengupayakan sosialisasi terkait mitigasi, bukan lagi hanya pada wilayah kategori rawan bencana, tetapi seluruh daerah," tuturnya.
Jika edukasi terkait kebencanaan dan mitigasinya digencarkan, maka akan besar peluang untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi seperti gempa dan tsunami.
"Sembari melengkapi daerah dengan jalur evakuasi, kita harus mau mengedukasi diri agar siap siaga bermitigasi ketika bencana terjadi," pesannya.
(frd/mik)