LAPAN Ungkap Sebab Curah Selatan Jawa Turun

CNN Indonesia
Jumat, 11 Jun 2021 11:36 WIB
Peneliti iklim LAPAN, Erma Yulihastin mengatakan pengurangan intensitas hujan di selatan Jawa salah satunya dipengaruhi anomali konvergensi.
Ilustrasi kemarau. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Erma mengatakan pengurangan hujan terjadi secara gradual dari Mei hingga September 2021 di Indonesia bagian selatan. Sebaliknya, peningkatan hujan signifikan di wilayah Sulawesi-Maluku dan sekitarnya pada bulan Juni, Juli, dan September 2021.

"Pada Juli-Oktober, terdapat vorteks di Samudra Hindia bagian selatan ekuator yang berpotensi pada peningkatan hujan selama periode tersebut," ujar Erma.

Erma berkata prediksi awal musim memperlihatkan bahwa musim kemarau terjadi pada bulan Juni hingga Oktober 2021 di bagian selatan Indonesia, yakni Jawa dan Nusa Tenggara. Sedangkan Sumatera akan mengalami musim kemarau pada Juli dan Agustus 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Musim kemarau akan meluas pada bulan September dan Oktober 2021," ujarnya.

Dalam analisis, hujan deras akan terjadi di sebagian wilayah Maluku, Papua, serta Sulawesi bagian tengah dan utara pada bulan Juni 2021. Probabilitas curah hujan deras di pulau-pulau lainnya sangat kecil dari bulan Juni sampai dengan November 2021.

Sedangkan sebagian wilayah laut Sulawesi dan Maluku masih mempunyai kemungkinan tinggi untuk mengalami curah hujan deras hingga bulan Oktober 2021. Probabilitas hujan deras yang tinggi kembali terlihat di Aceh dan wilayah pegunungan Papua mulai bulan September 2021.

"Angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemungkinan besar terjadi di Laut Arafura pada bulan Juni 2021, dan seluruh perairan selatan Indonesia pada bulan-bulan berikutnya. Laut Jawa juga diprediksi mengalami angin kencang pada bulan Juli hingga September 2021, dengan probabilitas antara 40 persen dan 80 persen," ujar Erma.

(jps/mik)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER