Peretas telah menerobos sistem Electronic Arts (EA), salah satu publisher video game terbesar seperti FIFA dan mencuri sumber kode yang digunakan oleh perusahaan gim itu.
Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara EA, Kamis (10/6). Sumber data itu lantas dijual di forum online. Namun, ia menyebut peretasan ini tak membocorkan data pengguna. Meski demikian, peretasan ini bisa mengganggu bisnis EA.
"Kami melakukan penyelidikan atas peretasan yang terjadi di jaringan kami yang menyebabkan sejumlah sumber kode game dan perangkat terkait dicuri," jelas juru bicara EA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada data pengguna yang bocor dan kami percaya tidak berisiko terhadap privasi para pemain," lanjutnya, seperti dikutip CNN.
Selain itu, EA menyebut telah melakukan peningkatan keamanan dan berharap insiden ini tidak memengaruhi game dan bisnis mereka. EA menyebut telah melaporkan ke pihak berwenang untuk penyelidikan lebih lanjut.
Di forum itu peretas mengklaim memiliki data 780 GB dari EA. Data sebanyak itu berisi kode sumber untuk Frostbite yang merupakan mesin game untuk menjalankan FIFA, Madden, Battlefield, dan berbagai game lain.
Peretas menyebut bisa mengeksploitasi layanan EA lain. Mereka juga mengklaim telah mencuri perangkat pengembangan software untuk FIFA 21 dan kode server untuk mencocokkan pemain untuk FIFA 22.
Menurut Brett Callow, ahli keamanan siber dan analis ancaman dari Emsisoft menyebut kehilangan sumber kode bisa menjadi masalah untuk bisnis EA.
"Kode sumber secara teoritis bisa disalin oleh pengembang lain atau digunakan untuk membuat kecurangan dalam permainan," jelasnya.
"Peretas dapat menyisir kode, mengidentifikasi kelemahan yang lebih dalam untuk dieksploitasi, dan menjual kode sebelumnya di dark web untuk membuat malware," tutur Ekram Ahmed, juru bicara keamanan siber Check Point.
(eks/eks)