Pada era 1990 hingga awal 2000-an, Suzuki Satria adalah salah satu motor idaman anak muda di Indonesia. Citra 'laki banget', motor kencang, dan kekinian membuat sosoknya ibarat 'obat ganteng' buat banyak orang.
Satria bukan cuma tampan saat diajak nongkrong, tapi juga jadi sumber perhatian di jalanan. Satria punya histori panjang di Indonesia, motor ini salah satu yang sukses beralih dari kejayaan 2-tak ke 4-tak.
Pada mulanya Satria dikenal karena punya berbagai macam hal baru yang belum pernah ada di motor lain, mulai dari elemen desain bebek 2-tak sport hingga komponen pendukung performa. Satria didesain buat anak muda yang doyan ngebut, namun tak suka motor sport batangan macam Yamaha RX King.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yohan Yahya, Sales & Marketing Department Head divisi roda dua Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, kehadiran Satria di Indonesia berhasil menyesuaikan target pasar saat itu yakni anak muda.
"Target kami untuk Satria memang anak muda dengan rentang umur saat pertama mendapat SIM sampai 23 tahun," kata Yohan melalui pesan singkat, Jumat (11/6).
"Jadi anak muda yang menyukai high speed, power, race dan adrenaline pump," sambung Yohan lagi.
![]() |
Satria hadir dalam beberapa generasi dimana yang pertama dirilis pada 1997 dengan nama Satria 120S. Menurut Yohan, motor ini berhasil menggebrak pasar dengan segudang inovasi, di antaranya teknologi suspensi monoshock.
"Selain itu motor ini juga jadi bebek pertama dengan mesin 120 cc," ungkap dia.
Generasi pertama hanya bertahan hingga 1999 kemudian diganti generasi kedua yang datang dengan penyegaran sistem transmisi manual 6-percepatan dan ditambah kopling. Sedangkan desain tak jauh berbeda dari model sebelumnya.
Generasi kedua hanya bertahan satu tahun. Suzuki pada 2000 merancang generasi ketiga yang kerap disebut sebagai Satria 'Lumba-Lumba'.
Model ini hadir dengan konsep baru yang mengedepankan desain bebek road race atau balap melalui bentuk bodi dan grafisnya. Pelek juga diubah dari jari-jari menjadi racing. Satria generasi ketiga ini diimpor langsung secara utuh dari Malaysia.
![]() |
Selang tiga tahun atau pada 2003, Suzuki kemudian merombak Satria. Model keempat ini punya desain lebih agresif mulai dari bentuk bodi sampai batok lampu. Model tersebut juga banyak dikenal sebagai 'Satria Hiu'.
Yohan mengatakan Suzuki baru menyuntik mati Satria bermesin 2-tak pada 2007. Saat itu Suzuki sekaligus menggantinya menjadi model dengan mesin 4-tak.
Hanya saja, generasi baru ini membuat Satria sangat terlihat 'kehilangan' identitas. Bentuknya diubah total dan mengusung model underbone dengan batok kepala menyerupai ayam jago.
Sementara mesin ditingkatkan dari 2-tak 120 cc menjadi 150 cc 4-tak. Satria 4-tak lantas terus bertahan dan dikembangkan, bahkan hingga sekarang.
"Tapi kalau dilihat sampai penjualan 2007, populasi Satria 2-tak di Indonesia ada 143.558 unit," kata Yohan.
(ryh/fea)