Penelitian baru menyatakan potensi pasien dengan infeksi Covid-19 parah mengalami reinfeksi sangat kecil. Hasil penelitian menyebut persentase kemungkinan reinfeksi kurang dari 1 persen.
Para peneliti meninjau data dari 62 fasilitas perawatan kesehatan AS. Mereka menemukan 63 dari 9.119 pasien (0,7 persen) dengan infeksi Covid-19 parah tertular virus untuk kedua kalinya, dengan periode infeksi ulang rata-rata 116 hari.
Dari 63 yang terinfeksi ulang, dua (3,2 persen) meninggal. Pasien yang dikategorikan sebagai non-kulit putih memiliki risiko infeksi ulang yang lebih besar daripada pasien kulit putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Analisis kami juga menemukan ketergantungan asma dan nikotin dikaitkan dengan infeksi ulang," kata profesor neurologi klinis MU School of Medicine, Adnan I. Qureshi, melansir Science Daily.
Qureshi mendefinisikan infeksi ulang dengan dua tes positif yang dipisahkan oleh interval lebih dari 90 hari setelah infeksi awal teratasi, sebagaimana dikonfirmasi oleh dua atau lebih tes negatif berturut-turut.
Dia menganalisis data dari pasien yang menerima tes serial antara Desember 2019 dan November 2020.
"Pesan penting di sini adalah bahwa infeksi ulang Covid-19 setelah kasus awal mungkin terjadi, dan durasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi awal tidak sepenuhnya jelas," ujarnya.
Melansir Oxford University Press, peneliti melakukan analisis regresi logistik untuk mengidentifikasi karakteristik demografis dan klinis yang terkait dengan infeksi ulang. Analisis regresi logistik mengidentifikasi bahwa asma dan ketergantungan nikotin/ penggunaan tembakau dikaitkan dengan infeksi ulang.
Ada tingkat pneumonia, gagal jantung, dan cedera ginjal akut yang lebih rendah secara signifikan yang diamati dengan infeksi ulang dibandingkan dengan infeksi primer di antara 63 pasien dengan infeksi ulang.
"Kami mengidentifikasi tingkat infeksi ulang yang rendah yang dikonfirmasi oleh tes laboratorium pada kohort besar pasien dengan infeksi SARS-CoV-2. Meskipun infeksi ulang tampaknya lebih ringan daripada infeksi primer, ada kematian terkait," kata para peneliti.
(mik/mik)