8 Fakta Gempa Maluku, Peringatan Telat hingga Sejarah Tsunami

CNN Indonesia
Kamis, 17 Jun 2021 07:57 WIB
BMKG beberkan sejumlah fakta gempa Maluku mulai dari alasan peringatan telat hingga sejarah tsunami di kawasan itu.
Anak-anak dan ibu-ibu korban gempa dan stunami mengungsi di gunung Waelata Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu, (16/6). (CNN Indonesia/Said)

5. Alasan peringatan tsunami telat

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan alasan pihaknya baru memberi informasi potensi tsunami setelah satu jam lebih memberi informasi gempa Magnitudo 6,0 di kedalaman 19 kilometer di Maluku Tengah .

Menurut Dwikorita,hal itu lantaran BMKG melihat gempa tersebut sebagai gempa tektonik yangtidak berpotensi tsunami lantaran kekuatan gempa masih 6 Mw dan posisinya di perbatasan laut dengan pantai.

"Jadi secara tektonik tidak berpotensi tsunami," ujar Dwikora dalam acara virtual, Rabu (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut di stasiun Badan Informasi Geospasialdi Tehoru menunjukkan ada kenaikan permukaan air laut setinggi setengah meter usai gempa.

Hal inilah yang kemudian memicu munculnya peringatan kedua soal potensi tsunami yang dikeluarkan sekitar 1 jam setelah peringatan pertama.

"Ini diperkirakan akibat dari adanya longsor tebing bawah laut," ucap Dwikorita.

Dwikora menuturkan sistem peringatan dini tsunami BMKG saat ini masih berdasarkan gempa tektonik. Sehingga, pihaknya tidak dapat memberikan peringatan dini tsunami yang berasal dari longsor bawah laut.

Tsunami akibat longsor bawah laut menurutnya terjadi sangat cepat hanya 2 menit, sehingga BMKG atau negara maju belum mampu mendeteksi tsunami secepat itu. Terlebih, tsunami yang terjadi bukan akibat gempa tektonik.

6. Gempa serupa yang picu longsoran

Selain di Ambon, Di Indonesia tsunami yang dipicu longsoran sudah terjadi beberapa kali, seperti tsunami Selat Sunda 1883, tsunami Elpaputih 1899, tsunami Lembata 1979, tsunami Flores 1992, tsunami Palu 2018, tsunami Selat Sunda 2018 dan lain-lain.

7. Alasan Ambon kerap gempa dan tsunami

BMKG melaporkan wilayah selatan pulau Seram merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.

Pasalnya, Laut Banda dan pulau-pulau di sekitarnya, khususnya Provinsi Maluku merupakan wilayah yang berada di pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, Pasifik dan Australia. Pertemuan lempeng-lempeng tersebut menyebabkan intensitas kejadian gempa sangat aktif dan sangat rawan.

Melansir BNPB, Pulau Seram dan sekitarnya teridentifikasi memiliki pergerakan aktif sesar strike-slip sebagai akibat dari "Banda Opening" secara ekstensional. 

Sehingga, ada potensi besar gempa tektonik dalam skala besar di Pulau Seram dan sekitarnya, namun segmen-segmen yangada membentuk dilatasi sebagai media pelepasan energinya. Kondisi ini menyebabkan wilayah tersebut tak pernah sepi akan kejadian gempabumi.

8. Sejarah gempa tsunami di Ambon

Wilayah itu sudah terjadi gempa dan tsunami destruktif, seperti gempa dan tsunami Ambon-Seram tahun 1674 yang menyebabkan 2.243 orang meninggal.

Kemudian gempa dan tsunami Elpaputih 1899 menyebabkan 4.000 orang meninggal. Lalu gempa dan tsunami merusak di Ambon 1950. Terakhir gempa Ambon 2019 menyebabkan 31 orang meninggal.

(eks/jps/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER