Menurut Prof. Dr. Ir. Iman Satyarno, Guru Besar Fakultas Teknik UGM, terdapat beberapa tahapan agar bangunan yang sudah kadung berdiri bisa mengurangi kerentanan terhadap gempa.
Pertama, dengan evaluasi cepat secara visual. Setelah itu, dilanjutkan berikutnya dengan tahap evaluasi kegempaan secara rinci.
Kemudian, tindakan pengurangan kerentanan bisa dilakukan melalui perbaikan dan pembongkaran. Namun, jika kinerja bangunan tidak memenuhi syarat kelayakan dan tidak dilakukan perbaikan karena dirasa tidak ekonomis, bangunan sebaiknya diruntuhkan atau diganti dengan yang baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tindakan perbaikan terhadap bangunan yang rentan dilakukan dengan mengurangi beban pada struktur bangunan, memperkuat struktur, dan memperbaiki bagian mekanikal.
Untuk mengurangi beban bangunan, dapat dilakukan dengan mengurangi berat misalnya dengan menggunakan bahan bangunan yang ringan pada atap, mengurangi jumlah lantai, dan pemberian isolasi dasar.
Penguatan struktur rumah sederhana berupa dinding pasang bata bisa dilakukan dengan menggunakan kawat kasa dan pita polipropilena, serta diplester dengan mortar.
"Metode cocok untuk diterapkan pada rumah sederhana yang tidak memenuhi syarat tahan gempa. Di samping pelaksanaannya yang mudah, cara ini juga tidak menghabiskan biaya yang besar," jelasnya.
Penguatan bangunan dengan kawat juga dilakukan oleh Kementerian PUPR lewat penggunaan teknologi lapisan ferosemen. Teknologi lapisan ferosemen sendiri merupakan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR tahun 2017.
Teknologi lapisan ferosemen ini merupakan metode penguatan bangunan rumah dengan dasar pasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan pada dinding pasangan bata.
Cara ini juga untuk menambah kekuatan struktur serta mengurangi atau menghilangkan penggunaan tulangan baja. Metode tersebut dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa.
Melansir laman Indonesia.go.id, teknologi yang mudah diterapkan ini akan menghasilkan struktur bangunan yang lebih kuat, lentur, lebih ekonomis, dan tahan lama, serta mudah diadaptasi.
Sementara untuk bangunan yang tidak sederhana, perkuatan dilakukan dengan melakukan kombinasi dari perlakuan, antara lain, menambah dimensi, bahan baru, atau struktur baru.
"Namun, perlu dicatat bahwa pelaksanaan perkuatan suatu bangunan harus dilakukan dengan hati-hati karena selain bisa mengubah kekuatan, perkuatan yang dilakukan bisa mengubah kekakuan, redaman, dan daktilitas struktur. Bahan yang digunakan untuk memperkuat struktur bangunan harus memiliki modulus elastisitas dan kekuatan yang lebih tinggi dari bahan struktur yang diperkuat," terang Iman, seperti dikutip dari situs UGM.
(jps/eks)