LAPAN: Fenomena Cold Front Bikin Suhu Lebih Dingin di DKI

CNN Indonesia
Senin, 28 Jun 2021 08:54 WIB
Fenomena cold front menyebabkan suhu DKI Jabodetabek lebih dingin selama Juni dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Cuaca Ibu Kota Jakarta dalam beberapa hari terakhir. (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan penyebab udara dingin di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Juni dalam beberapa minggu terakhir dikarenakan fenomena cold front.

Menurut LAPAN, fenomena alam itu berbenturan dengan udara hangat dari barat karena keberadaan vorteks dan Dipole Mode negatif di Samudra Hindia.

"Data penurunan suhu permukaan rata-rata di beberapa kota selama bulan Juni yang terjadi pada kemarau basah saat ini kemungkinan berkaitan dengan fenomena front (perbenturan) dua massa udara yang berlainan, yaitu antara udara dingin dan udara hangat. Front udara dingin atau disebut cold front ini menyebabkan udara dingin di permukaan mendorong dan mengangkat udara hangat di atasnya," jelas LAPAN dikutip, Senin (28/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut LAPAN, dalam konteks kemarau basah seperti saat ini, pembentukan cold front dapat terbentuk dari pergerakan kuat monsun timuran (dari timur) Australia yang bersifat dingin.

Cold front ini selanjutnya berbenturan dengan udara hangat dari barat karena keberadaan vorteks dan dipole mode negatif di Samudra Hindia. Cold front ini selanjutnya dapat meluas dan tertahan oleh eksistensi awan-awan dingin tebal yang persisten meliputi daratan.

Vorteks adalah pusaran angin yang memiliki radius puluhan kilometer akibat dari pembentukan tekanan rendah yang terpusat di atas lautan atau daratan.

Gangguan atmosfer di Samudra Hindia ini dalam catatan LAPAN juga membuat temperatur di Jakarta lebih dingin selama Juni dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, dengan penurunan suhu minimum rata-rata sebesar 0,6 derajat Celcius.

Tren pendinginan suhu antara 0,5-1 derajat Celcius juga terjadi di Bandung sejak bulan Januari hingga Juni 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2020.

"Meskipun demikian, suhu harian tersebut memiliki fluktuasi harian yang erat dipengaruhi oleh jumlah pemanasan permukaan yang diterima dari radiasi matahari, yang salah satu faktor penyebabnya ditentukan oleh panas laten dari keberadaan awan," jelas LAPAN.

Berdasarkan pantauan cuaca oleh tim PSTA LAPAN dilakukan lewat SADEWA, kondisi penurunan suhu permukaan di daratan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada 24 Juni pukul 06:00 WIB pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

(mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER