Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto menjelaskan penyebab suhu udara di sebagian wilayah Depok, Jawa Barat dan DKI Jakarta terasa lebih dingin meski sudah memasuki musim kemarau.
Menurut Siswanto kondisi tersebut karena terjadi penumpukan awan-awan hujan sehingga sinar matahari tertutupi awan-awan tersebut.
"Disebabkan kondisi cuaca yang cenderung berawan sehingga sinar datang matahari tertahan awan-awan [hujan]," ujar Siswanto kepada CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Rabu (23/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan fenomena ini akan berlangsung pada bulan Juni saat posisi Matahari berada pada summer solstice yakni, 23.5 derajat Lintang Utara.
Hal ini menyebabkan daerah di belahan Bumi bagian selatan termasuk Jakarta dan Depok memiliki sudut datang sinar Matahari di permukaan Bumi mencapai minimum sehingga mempengaruhi jumlah panas yang sampai di Bumi.
Di samping itu Peneliti iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), Erma Yulihastin mengatakan di sebagian wilayah di Depok, Jawa Barat dan DKI Jakarta memiliki suhu 21 hingga 22 derajat celcius.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, di wilayah tersebut saat ini memiliki suhu lebih rendah sekitar 2 derajat. Ia menjelaskan pada 23 Juni 2020 suhu permukaan berada pada 23-24 derajat Celcius.
"Perbedaan 2 derajat lebih dingin dibandingkan tahun lalu. Yang pada bulan Juni tahun lalu itu kemarau basah baru muncul sekitar awal Agustus. Sekarang Juni sudah kemarau basah. Jadi secara suhu lebih dingin," ujar Erma.
Di satu sisi, Erna belum bisa memprediksi perubahan suhu di wilayah Depok Jawa Barat dan DKI Jakarta yang berbeda dari tahun lalu diakibatkan perubahan iklim dunia. Sebab masih harus melakukan penelitian lebih lanjut terkait fenomena itu.