Kanada sedang menghadapi gelombang panas yang disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrem sejak pekan lalu.
Suhu panas melebihi batas rata-rata tak pernah terjadi sebelumnya di negara Amerika Utara itu. Akibat fenomena itu sebanyak 230 orang dilaporkan tewas di British Columbia (BC), Kanada.
Komunitas Lytton BC menetapkan rekor panas Kanada untuk dua hari berturut-turut pada hari Senin, sepanjang memasuki musim panas. Dalam beberapa kasus, 20 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai seorang ahli meteorologi, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya,"ujar Kepala Meteorologi, Anthony Farnell, Selasa (29/6).
"Saya kira tak bisa disangkal bahwa (fenomena itu) ada hubungannya dengan perubahan iklim," tambahnya.
Cuaca panas yang tidak sesuai musimnya membuat banyak orang bertanya apakah gelombang panas itu hanya terjadi sekali atau dapat dikaitkan dengan perubahan iklim.
Ahli klimatologi biasanya berhati-hati saat mencoba mengaitkan peristiwa cuaca ekstrem tertentu dengan perubahan iklim - meskipun bidang atribusi peristiwa yang terus berkembang mulai mengubahnya.
"Dari segi cuaca, gelombang panas di barat saat ini disebabkan oleh 'kubah panas'," jelas Farnell.
Kubah panas atau heat dome terjadi saat udara laut yang panas terjebak di atmosfer sehingga terlihat seperti tertutup.
"Ini adalah area bertekanan tinggi yang meluas hingga ke atmosfer. Di British Columbia bahkan di puncak Pegunungan Rocky, suhunya sekitar 15 hingga 20 derajat di atas normal, "tambah Farnell.
"Jadi saat Anda memiliki kubah panas. sistem bertekanan tinggi ini, banyak udara yang tertahan di bawahnya dan menjadi semakin hangat saat turun ke arah pantai."
Selain itu matahari yang bersinar setiap hari, dan menciptakan gelembung membuat arus udara yang mengalir di atmosfer tak bisa berbuat apa-apa selain mengelilinginya.
Hal itu, lanjut Farnell dapat menghentikan masuknya hujan atau cold front. Cold front merupakan batas massa udara dingin yang bergerak, khususnya tepi belakang di sektor hangat dari sistem yang memiliki tekanan rendah.
Meskipun kubah panas bukan hal baru, Farnell menjelaskan frekuensi dan durasi terjadinya fenomena itu yang dapat dikaitkan dengan perubahan iklim.
Secara global, suhu rata-rata tahunan dunia adalah satu derajat Celcius lebih hangat daripada seabad yang lalu, demikian menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA).
Sejak dari 2005 hingga 2014 tercatat ada 10 fenomena tahun terpanas, kata NOAA.
Ada kemungkinan bahwa dunia dan Kanada bersama-sama mengalami peristiwa cuaca yang lebih ekstrem. Pola itu dapat dikaitkan dengan perubahan iklim, kata para ilmuwan iklim sebelumnya.
"Kita sekarang berada dalam iklim, yang mana kejadian ekstrem semacam ini lebih mungkin terjadi dan jauh lebih parah," kata ilmuwan iklim Universitas Stanford Noah Diffenbaugh kepada Global News.
"Dan kondisi sekarang di BC Oregon, Washington dan California Utara adalah contoh yang bagus."