Mardigu Wowiek selalu taat mempertahankan mimpi. Sejak usia sekolah, dia sudah bermimpi untuk menempuh pendidikan di Amerika Serikat.
Dengan ijazah SMA yang rata-rata 6, Mardigu tetap percaya diri. Di antara kesempatan bersekolah di Belanda atau Jerman, dia bersikukuh memilih AS. Menurut Mardigu, keberangkatannya waktu itu semata karena keberuntungan.
"Waktu itu Depdikbud bilang, lu berangkat bukan karena lu pinter. Karena yang daftar ke Amerika itu cuma 2 orang, jatahnya ada enam. Jadi berangkat bukan karena pintar, karena beruntung," tutur Mardigu dalam program kolaborasi CNNIndonesia, Asus, serta Microsoft bertajuk The Incredibles Episode 3.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan karier Mardigu terbilang unik. Lulus sebagai sarjana psikologi dalam bidang criminal mind dan investigasi forensik dari Universitas San Fransisco dan kembali ke Indonesia pada 1991, kondisi sosial dan politik saat itu membuatnya tak dapat bekerja sesuai bidang yang telah dipelajari.
Sebuah bank swasta melihat potensi dalam diri Mardigu. Selama 5 tahun dia bekerja pada treasury department, dan pada tahun keenam, memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri. Kini, pria asal Madiun, Jawa Timur itu memiliki 32 perusahaan skala nasional dan internasional.
Bisnis Mardigu tak selalu mulus. Menurutnya, menjalankan perusahaan tak mudah. Berprinsip bahwa perusahaan baru stabil setelah berjalan 8 tahun, Mardigu menyebut pernah mengalami kerugian, atau terpaksa berhenti melangkah ketika izin tak dikeluarkan oleh pihak terkait.
Mardigu menyadari, dirinya lebih condong sebagai seorang konseptor. Untuk itu, dia perlu memilih rekan kerja menjadi bagian penting dalam bisnis. Dalam prosesnya, Mardigu memiliki sejumlah kriteria. Salah satunya, bahwa orang yang akan bekerja dengannya taat pada mimpi.
"Hire seseorang untuk run the company itu gampang, yang penting kita tahu mimpinya. Orang itu (harus) taat pada mimpi, bukan pada perusahaan. Selama mimpinya akan tercapai lewat kita, dia stay," kata Mardigu.
Kedua, Mardigu juga mengukur kekuatan keinginan. Ketika seseorang lapar, lanjutnya, orang itu akan berusaha mendapatkan makanan.
"Begitu dia lapar, dia pasti akan find the way. Jadi kita enggak nyari orang pinter, S1, S2, terserah, yang penting lu laper," ujarnya.
Untuk Mardigu, menjalankan bisnis sendiri pun memerlukan ketaatan. Karena tidak ada atasan, maka pebisnis sebaiknya taat pada profit dan market. Taat pada market, dimaksudkan memahami pasar yang disasar.
"Kita tuh harus taat pada profit dan market. Jadi kalau kita taat pada profit dan market, kita jangan create sesuatu yang enggak ada di market. Jadi begitu kita follow the market, kemudian taat pada profit, seharusnya kurang dari 24 jam kita sudah make money," ungkapnya.
Hal lain juga harus terus dilakukan pebisnis adalah mengembangkan pola pikir (growth mindset) yang dapat diwujudkan dengan banyak membaca buku atau berdiskusi dengan mentor. Selanjutnya, memiliki jaringan yang mendorong untuk terus maju.
Di masa sulit akibat pandemi seperti saat ini, berbisnis disebut Mardigu masih sangat mungkin dijalankan. Namun dia berpesan, bahwa pola pikir pebisnis harus disesuaikan dengan kondisi.
"Saat ini dunia sedang mengalami yang namanya biological war, musuhnya enggak kelihatan. Kita sudah enggak bisa berpikir, mudah-mudahan suatu hari nanti kita akan kembali lagi (ke kondisi lama). Bernegara, berbisnis, bersosialisasi, semua jadi baru," kata Mardigu.
Jatuh-bangun berbisnis, Mardigu mengaku memiliki konsep yang membuatnya selalu berani mengambil keputusan.
"If we never throw the dice, you will never have a six," kata Mardigu.
![]() |
Mendukung langkah para pebisnis Indonesia, Asus menyediakan Zenbook 14 UX435 yang didesain secara spesifik dan dibekali fitur penunjang produktivitas. Salah satu keunggulan adalah kehadiran ScreenPad 2.0 di dekat keyboard, yakni layar ganda berukuran kecil yang dapat berfungsi sebagai touchpad.
Layar sekunder tersebut bisa difungsikan untuk beberapa kegiatan sekaligus, misalnya menonton YouTube di ScreenPad sambil mengetik di aplikasi Microsooft Word. Asus juga menyematkan prosesor Intel Core i7-1165G7, dipadukan dengan kartu grafis terintegrasi Intel Iris Xe dan Nvidia GeForce MX450.
Zenbook 14 UX435 dilengkapi RAM 16 GB LPDDR4X dan media penyimpanan SSD sebesar 1 TB. Kapasitas baterai ZenBook 14 sendiri mencapai 63 Wh.. Sementara pada layar, laptop dengan berat 1,19 kg ini memiliki panel IPS berukuran 14 inci IPS Full HD (1.920 x 1.080 piksel) dengan tingkat kecerahan hingga 300.
Untuk pilihan lain para pebisnis, ada Asus ExpertBook B1400 yang memiliki berat hanya 1,45 kg. Menyesuaikan dengan kesibukan dan mobilitas tinggi, baterai laptop dirancang bertahan sampai 10 jam.
Dilengkapi prosesor Intel Core generasi ke-11, ExpertBook B1400 memiliki memori hingga 48 GB. Laptop ini akan memastikan kelancaran pekerjaan maupun presentasi para pebisnis dengan teknologi Asus WiFi Master3, juga teknologi peredam suara AI Noise-Canceling Mic di aplikasi MyAsus9 yang akan menyaring kebisingan di sekitar dengan efektif.
(rea)