Beda Varian Baru Virus Corona Delta dan Kappa
Varian baru virus corona yaitu Delta dan Kappa, hingga Alpha dan Beta sudah menyebar di 14 provinsi di Indonesia. Pemerintah menyebut saat ini beberapa wilayah di RI sudah dikepung varian delta yang memang paling dominan.
Bahkan di DKI Jakarta, Koordinator PPKM darurat Luhut Binsar Pandjaitan menyebut 90 persen penularan disebabkan oleh varian virus corona delta. CNNIndonesia.com mencoba merangkum dari pernyataan ahli perbedaan antara varian baru Covid-19 delta dan kappa:
Varian Delta
Ditemukan pertama di India
Kasus Covid-19 terekam paling awal yang disebabkan varian delta (B.1.617.2) pertama kali ditemukan di negara bagian Maharashtra di India pada Oktober 2020, dan sejak itu menyebar luas ke seluruh India dan seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabelinya sebagai "varian perhatian" (VOC) pada 11 Mei 2021.
Sejauh ini, WHO telah mengidentifikasi empat VOC: alpha (B.1.1.7), beta (B.1.351), gamma (P.1) dan delta. Sedangkan varian delta memiliki mutasi delta plus.
Tersebar ke 80 Negara
Varian delta tersebar luas dan telah terdeteksi di lebih dari 80 negara sejauh ini, menurut WHO. Di Inggris, puluhan ribu kasus telah terdeteksi, dan jumlah tertinggi varian delta.
Baca juga:Fakta Varian Virus Delta dan Delta Plus |
Lebih menular
Data dari Public Health England (PHE), lembaga eksekutif departemen kesehatan Inggris, menunjukkan lebih dari 90 persen kasus baru Covid-19 di Inggris berasal dari varian delta.
Inggris telah mengkonfirmasi lebih dari 42 ribu kasus varian delta pada 9 Juni dengan peningkatan hampir 30 ribu dilaporkan dari 2-9 Juni. Dari kasus yang dikonfirmasi, sebagian besar tidak divaksinasi atau hanya memiliki satu dosis vaksin.
Sementara penelitian PHE menemukan varian delta dikaitkan dengan peningkatan 64 persen kemungkinan penularan rumah tangga dibandingkan dengan varian alfa (B.1.1.7) yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
Belum terbukti lebih mematikan
Sejauh ini ada 42 kematian yang disebabkan varian delta di Inggris antara 1 Februari dan 7 Juni. Dari jumlah tersebut, 23 orang tidak divaksinasi, tujuh meninggal lebih dari 21 hari setelah dosis vaksin pertama, dan 12 meninggal lebih dari dua minggu setelah vaksin kedua.
Dibandingkan varian alpha, varian delta lebih cenderung menyebabkan rawat inap, menurut PHE. Sedangkan lebih dari 1.300 orang dirawat di rumah sakit untuk semua varian Covid-19 mulai 7-13 Juni, atau meningkat 43 persen dari minggu sebelumnya.
Vaksin yang diklaim efektif melawan delta
Sebuah studi PHE menemukan vaksin Pfizer-BioNTech 94 persen efektif terhadap varian delta usai orang mendapat suntik satu dosis dan 96 persen efektif setelah dapat dua dosis vaksin. Kemudian AstraZeneca adalah 71 persen efektif setelah satu dosis dan 92 persen efektif setelah dua dosis.
Delta menginfeksi Inggris hingga Jakarta
Public Health England menjelaskan bahwa lebih dari 90 persen kasus baru Covid-19 di Inggris berasal dari varian delta. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, khususnya Jakarta.
Pemerintah menyebut 90 persen penularan Covid-19 saat ini di ibu kota diakibatkan oleh varian delta.
Gejala flu yang lebih buruk
Menurut data dari aplikasi ZOE COVID Symptom Study Inggris, gejala yang ditimbulkan oleh varian delta berbeda dengan virus mutasi lainnya. Gejala tersebut seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam. Dalam beberapa kasus, ada juga laporan batuk.
"Ini lebih seperti flu yang lebih buruk bagi populasi usia muda," kata ilmuwan dan salah satu pendiri aplikasi Tim Spector.