Bahaya yang Intai Wisata Luar Angkasa Bos Virgin Galactic

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jul 2021 12:59 WIB
Miliarder Richard Branson, bos Virgin Galactic, bakal meluncur berwisata ke luar angkasa akhir pekan ini dengan sejumlah bahaya mengintai.(via REUTERS/VIRGIN GALACTIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Richard Branson akan menikmati wisata naik pesawat ruang angkasa bertenaga roket dengan kecepatan 2.400 mil per jam ke tepi luar angkasa akhir pekan ini menggunakan pesawat besutan Virgin Galactic

Ia akan mengorbit menggunakan VSS Unity, kendaraan luar angkasa buatan perusahaan Branson, Virgin Galactic. Penerbangan ini dilakukan setelah sebelumnya para pilot dan karyawan Virgin Galactic melakukan uji terbang.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Branson juga akan menjadi miliarder pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa dengan kendaraan yang dia bantu danai pengembangannya, mengalahkan rivalnya, Jeff Bezos sembilan hari lebih awal.

Penerbangan suborbital Virgin Galactic meluncur dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara atau kira-kira 2.300 mil per jam, dan terbang langsung menungkik ke atas.

Setelah sampai di orbit, pesawat akan melayang sejenak dan memberikan sensasi kondisi tanpa gravitasi kepada penumpang selama beberapa menit. Hal ini layaknya keadaan tanpa gravitasi seperti yang Anda alami saat mencapai puncak roller coaster.

VSS Unity kemudian akan menerapkan apa yang disebut feathering system, yang memungkinkan sayap pesawat ruang angkasa terlipat, meniru bentuk shuttlecock bulutangkis sehingga dapat menyesuaikan diri saat mulai turun.

Kemudian pesawat membentangkan sayapnya lagi dan meluncur kembali ke landasan pacu.

Tapi itu tidak selalu bekerja dengan baik. Sistem sayap disebut sebagai penyebab dari insiden gagalnya uji coba Virgin Galactic yang fatal pada tahun 2014, yang merenggut nyawa co-pilot, Michael Alsbury, dan menyebabkan pilot terluka parah.

Sebab, saat itu sistem sayap dikerahkan sebelum waktunya akibat kesalahan manusia. Hal itu menyebabkan pesawat pecah di udara. Sejak saat itu, perusahaan telah berpisah dengan mitra manufakturnya dan memasang pelindung keamanan terkomputerisasi untuk mencegah kesalahan yang sama terjadi.

Richard Branson sendiri mendirikan perusahaan Virgin Galactic pada tahun 2004, setelah menyaksikan sebuah pesawat luar angkasa bernama SpaceShipOne meluncurkan roket ke luar angkasa untuk memenangkan Ansari X Prize.

Branson membeli hak atas teknologi itu, dan tim peneliti mulai bekerja mengembangkan kendaraan yang lebih besar yang mampu membawa dua pilot dan hingga enam orang yang membayar dalam perjalanan berkecepatan tinggi.

Rekam jejak Virgin Galactic tak mulus

Setiap kali manusia berada di kendaraan udara, ada risiko yang menghantui. Kemungkinan terburuk perjalanan kali ini bisa berakhir dengan motor roket yang gagal menyala, ruang kabin kehilangan tekanan yang bisa membahayakan nyawa penumpang, serta tekanan fisik yang mesti dihadapi ketika pesawat menukik menembus atmosfer yang bisa menghancurkan pesawat.

Virgin Galactic telah menghabiskan hampir 20 tahun untuk membangun pesawat ruang angkasa ini. Setelah lebih dari 20 penerbangan uji coba, tiga di antaranya telah berhasil mencapai tepi luar angkasa, dan menerima lampu hijau dari dewan peninjau keselamatan internal dan regulator federal.

Tetapi dalam pengembangan, perusahaan juga mengalami penundaan selama bertahun-tahun karena berbagai alasan, termasuk kecelakaan fatal tahun 2014 yang menewaskan seorang pilot, saat uji terbang.

Sebuah uji terbang yang direncanakan pada bulan Desember juga dihentikan ketika komputer motor roket onboard VSS Unity kehilangan koneksi.

Bahaya yang Adang Wisata Luar Angkasa


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT