Jakarta, CNN Indonesia --
'Satu Vespa sejuta saudara'. Slogan yang selalu di benak para pengguna Vespa di Tanah Air. Dari slogan tersebut muncul berbagai macam ikatan persaudaraan di bawah payung nama merek besar, Vespa.
Entah sudah berapa banyak populasi atau pengguna Vespa di Tanah Air. Namun sejak merek tersebut hadir di Indonesia pada 1960an, penggunanya terus tumbuh hingga sekarang.
Salah satu pecinta Vespa, Stanley Constantin Putra, masih ingat saat awal mula ia menjadi candu terhadap motor lawas Vespa. Saat itu Stanley masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), pada 2008.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia tertarik Vespa lantaran melihat sejumlah temannya yang lebih memilih naik motor lawas merek asal Italia ini dari motor lain yang mungkin lebih kekinian pada era tersebut.
"Abis itu langsung beli Vespa Excel tahun 1996, masih inget banget belinya itu nyari dulu di koran Pos kota," ucap Stanley saat dihubungi, Jumat (9/7).
Menurut Stanley dahulu pengguna Vespa masih sangat jarang sehingga harga jualnya saat itu masih bisa ditoleransi nalar.
"Ya harga juga masih masuk akal kayaknya, itu gue beli sekitar Rp1,8 juta sudah lumayan," katanya.
Ketertarikannya pada Vespa makin terus berlanjut dengan mengoleksi beberapa Vespa lawas 2 tak. Namun kini ia hanya menyisakan dua unit yang disebut sebagai 'kuncian'.
"Sudah banyak yang dijualin, tapi sekarang masih ada alhamdulillah dua," kata dia.
Ya, Vespa merupakan motor ikonik dari Italia. Kehadirannya untuk pertama kali yakni pada April 1946. Vespa artinya 'tawon' dalam bahasa Italia. Penamaan ini diawali ketidaksengajaan pemilik Piaggio Enrico Piaggio, saat melihat prototype MP6 (calon Vespa). Saat itu ia secara tidak sengaja mengucap "Sambra Una Vespa" atau ini seperti Tawon. Sejak saat itu dijuluki Vespa.
Sejak saat itu masyarakat Italia disuguhkan motor dengan desain yang memiliki ciri khas, yakni bodi membulat, dan mesin di sebelah kanan. Ciri khas itu juga yang sebagian masih dipertahankan sampai sekarang.
Motor pertama merek tersebut bernama Vespa 98 dan diperkenalkan pertama kali di Roma.
Pabrikan tersebut lantas terus meregenerasi dengan melahirkan berbagai model Vespa, antaranya Vespa 98 Corsa Circuito pada 1947, Vespa 125 Corsa Alloy Frame pada 1948, Vespa 125 pada 1949, dan masih banyak lagi.
Kemudian pada puncak keberhasilan medio 1957, Vespa memutuskan untuk memasuki dunia bisnis kendaraan roda empat. Hal ini merupakan ambisi dari Corradino D'Ascanio untuk merancang Vespa 400, yakni mobil dengan mesin dua-tak di belakang. Vespa 400 ini diluncurkan pada tahun 1957 berhasil diproduksi sebanyak 30.000 unit oleh Piaggio.
Merek ini lantas terus mengembangkan berbagai versi roda dua seperti Vespa Super Sprint pada 1966, Vespa 125 Primavera pada 1967, Vespa 100 Sport pada 1978, Vespa P125X pada 1978, hingga Vespa 125 T5 pada 1985.
Lalu masuk medio 1990an, Vespa mulai menghadirkan model dengan teknologi lebih ramah lingkungan sehingga konfigurasi mesin berubah jadi 4 tak.
Motor tersebut yakni Vespa ET4 yang dilengkapi mesin ramah lingkungan 4-tak 125cc dan Vespa ET2 mesin 2-tak, serta Vespa ET2 Injection yang didukung oleh FAST (Fully Atomized Stratified Turbulence).
Ini sekaligus menjadi motor 2 tak pertama yang memiliki mesin injeksi langsung sehingga mampu mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 30 persen dan emisi hingga 70 persen.
Kembali ke penggemar Vespa. Stanley percaya pengguna Vespa punya banyak teman di jalan. Baginya selogan 'satu Vespa sejuta saudara' benar adanya.
"Ya ibaratnya kalau kita ketemu sesama pengguna Vespa, terutama 2 tak, pasti akan saling tegur, itu contoh paling mudah," ucap dia.
Keterikatan batin antara pengguna Vespa juga terlihat saat menemui masalah pada motor di jalan raya. Bisa dibilang sesama penggemar Vespa "senang bareng, susah bersama" di jalan.
Menurut Stanley persaudaraan antara sesama anak Vespa juga tak kenal batas dan usia. Seperti yang ia alami saat touring menempuh perjalanan jauh, dalam perjalanan ia kerap bertemu sesama penggemar yang tidak segan menjamu "tamu" jauh.
"Kita dijamu juga. Ya mungkin ini yang namanya sejuta saudara kali ya," pungkas Stanley
Harga selangit
Vespa bisa dibilang bukan lagi sebagai alat transportasi, melainkan gaya hidup bakal sebagian orang. Bahkan kini Vespa ibarat investasi karena nilai jualnya tidak menentu.
"Harga Vespa dulu sama sekarang beda jauh, ibaratnya gelap. Kalau dulu cuma jutaan, ya sekarang belasan sampai puluhan juta. Ya itu untuk Vespa PX, Sprint, PTS, aduh harganya," ucap Stanley.
Menurut Stanley harga selangit Vespa disebabkan berbagai hal, tapi utamanya pengaruh selebriti yang kerap meluangkan waktunya dengan mengendarai motor Vespa.
"Banyak perubahan, mungkin gara-gara media sosial terus artis mulai banyak pake, ya naik harganya," tutup Stanley.