SpaceShipOne diproduksi oleh Mojave Aerospace Ventures, sebuah perusahaan yang dipimpin oleh desainer kedirgantaraan terkenal Burt Rutan dan salah satu pendiri Microsoft Paul Allen.
Pada tahun 2004, SpaceShipOne diluncurkan di bawah pesawat pengangkut, WhiteKnightOne.
Kendaraan tersebut kemudian terpisah dari kapal induk dan meroket ke ketinggian 100 km, sehingga menjadi pesawat ruang angkasa swasta pertama yang melanggar garis Kármán (definisi batas ruang angkasa yang diterima secara internasional yang terletak di ketinggian 100 km).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat sebelum pesawat ruang angkasa memenangkan X Prize, Branson mengumumkan bahwa ia akan bekerja dengan Scaled Composites untuk memproduksi versi komersial dari pesawat yang akan membawa wisatawan ke ruang suborbital, pengembangan kemudian dimulai di SpaceShipTwo.
Tiket untuk kursi di pesawat ruang angkasa komersial awalnya berharga $200 ribu atau Rp2,8 miliar. Harga itu kemudian naik menjadi $250 ribu atau Rp3,6 miliar.
SpaceShipTwo pertama, VSS Enterprise, atau yang dikenal 'Star Trek' diresmikan pada Desember 2009. Pesawat luar angkasa NASA pertama juga diberi nama Enterprise; namun hanya digunakan untuk uji luncur dan tidak pernah berhasil ke luar angkasa.
Penerbangan uji awak VSS Enterprise dimulai pada Juli 2010. Dua tahun kemudian, pada akhir 2012, perusahaan berhasil menyelesaikan uji luncur besar. Uji terbang bertenaga roket pertama berlangsung pada April 2013.
Tahun 2014, kendaraan itu pecah saat uji terbang bertenaga keempatnya, menewaskan kopilot Michael Alsbury dan melukai pilot Peter Siebold.
Ketika memulai penerbangan komersial, SpaceShipTwo akan membawa enam penumpang dan terbang ke ketinggian 15.240 meter sambil menempel di bagian bawah WhiteKnightTwo.
Pesawat kemudian akan berpisah untuk perjalanan ke luar angkasa dengan menembakkan mesinnya selama sekitar 70 detik dan mematikannya untuk ketinggian hingga 100 km di atas Bumi. Penumpang akan merasa ringan selama sekitar 5 menit.
Selanjutnya, SpaceShipTwo akan kembali ke Bumi dan kemudi akan memutar baling-baling hingga 90 derajat untuk meningkatkan daya tarik dan mengontrol pergerakan pesawat ruang angkasa.
Pada ketinggian 70.000 kaki (21.336 m), pesawat ruang angkasa akan memiliki cukup udara di sekitarnya.
Hal itu bertujuan untuk menggerakkan kemudi kembali ke konfigurasi yang memungkinkan meluncur saat turun. Lalu pesawat akan mendarat di Bumi, di landasan penerbangan reguler.
Penundaan yang dinilai lama dari penerbangan komersial pertama telah menyebabkan beberapa pembeli tiket meminta uang kembali, namun masih ada yang menunggu untuk merasakan pengalaman mengunjungi ruang angkasa. Pengamat industri memuji pendekatan Virgin.
"Mereka meluangkan waktu yang diperlukan untuk memastikan kendaraan seaman mungkin sebelum mereka mengambil pelanggan yang membayar," ujar direktur eksekutif Federasi Penerbangan Luar Angkasa Komersial, John Gedmark, pada Space.com 2011 lalu.
"Tidak pernah akan ada penerbangan luar angkasa yang sangat aman, tetapi mereka akan menjadi seaman mungkin."
(isa/fjr)