Kebocoran data pengguna di Indonesia kerap terjadi, baik lewat platform digital milik swasta maupun oleh lembaga pemerintahan seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) terbaru lewat BPJS Kesehatan.
Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanuwijaya memberikan sederet tips yang harus dilakukan usai Anda menjadi target sasaran pembobolan data.
Kebocoran data memiliki prinsip yang terbilang sama saat kita terinfeksi virus Covid-19. Anda wajib menginformasikan kepada siapapun yang pernah kontak erat dengan Anda untuk mengantisipasi penyebaran infeksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alfons mengimbau jika terjadi kebocoran data pihak pengelola data jangan menyembunyikan informasi ini khususnya terhadap pemilik data yang bocor. Hal itu lantaran dapat berdampak sistemik jika pemilik data tidak mengetahui datanya bocor dan tidak melakukan tindakan antisipasi.
"Justru pihak pengelola data berkewajiban menginformasikan kepada pemilik data bahwa datanya bocor sehingga mereka bisa melakukan antisipasi menghindari dampak sistemik dari eksploitasi data," ujar Alfons lewat keterangan tertulis, Senin (12/7).
Sebagai contoh, dijelaskan Alfons cabang MC Donalds di Korea Selatan dan Taiwan mengalami pencurian data pribadi pelanggan. Perusahaan langsung mengambil langkah-langkah untuk memberitahu regulator dan pelanggan yang terdaftar dalam data yang bocor itu.
Jika anda menjadi korban dimana data anda bocor, berikut tips untuk mengamankan aset digital anda dengan metode 'Call Paman Onetime'.
Call, Paman, Time merupakan tiga langkah yang harus dilakukan pada era digital, untuk mengamankan aset digital dan menghadapi eksploitasi data yang bocor.
Alfon menyarankan untuk menggunakan aplkasi crowdsourcing untuk menyaring spam SMS dan tele marketing yang mengeksploitasi nomor ponsel pengguna.
Truecaller ini bertindak sebagai sumber data dimana jika salah satu pengguna menerima SMS, telepon spam dan melakukan menandai nomor tersebut sebagai spammer.
Secara otomatis informasi tersebut akan diupdate ke server Truecaller dan otomatis semua pengguna Truecaller akan mendapatkan update informasi. Sehingga secara otomatis akan memblokir nomor spammer tersebut.
Lebih lanjut Alfons menyarankan untuk menyimpan dan mengelola kredensial pengguna, seperti di antaranya email, media sosial, dompet digital dan rekening bank.
Jika menyimpan kredensial menggunakan penyimpanan konvensional seperti di catat di Ms. Excel atau di Ms. Word dianggap kurang ideal dan praktis. Terlebih risiko kebocoran data karena tidak dienkripsi menjadi ancaman pengguna.
Alfons menyarankan untuk menggunakan program Password Manager yang terpercaya, di mana program itu akan mengelola dan menyimpan semua kredensial Anda seberapapun rumitnya.
Password Manager yang baik bahkan dapat disimpan di cloud secara terenkripsi sehingga secara teknis relatif aman untuk diakses.