Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menyebut varian lokal B.1.466.2 yang kini berada dalam pemantauan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat masif mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI yang juga merupakan Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI Sugiyono Saputra varian B.1.466.2 sempat mendominasi penularan di Indonesia pada hingga 57 persen kasus Covid-19 pada Maret 2021 sebelum akhirnya varian Delta menyerang dan mendominasi lebih dari 80 persen.
"Iya (sempat) masif, tapi dulu tak terbahas karena keterbatasan untuk melakukan whole genome sequencing juga. Saat ini data genom sudah banyak dan bisa bicara banyak dan (jadi) tahu juga kalau dulu varian lokal pernah mendominasi," jelasnya saat dihubungi (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Sugiyono menyebut B.1.466.2 memang merupakan varian yang paling menonjol karena proporsinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan varian lain.
"Terutama pada bulan Januari 2020 sebesar 23 persen, kemudian terus naik hingga mencapai 57 persen pada bulan Maret, dan 49 persen pada pertengahan Mei 2021, sebelum akhirnya varian Delta mendominasi hingga lebih dari 80 persen," jelasnya.
Namun, saat ini Saat ini varian tersebut cenderung minoritas dan proporsinya kurang dari 5 persen pada pertengahan Juni-Juli, dimana varian Delta tetap mendominasi hingga 92 persen.
Namun, varian B.1.466.2 yang pertama ditemukan di Bekasi dan kini terdeteksi di Jambi sudah masuk dalam kategori Alerts for Further Monitoring alias varian yang tengah dipantau perkembangannya oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak April 2021 lalu.
Alasannya, varian ini memiliki perubahan material genetik yang diduga mempengaruhi karakteristik virus atau diduga dapat menimbulkan risiko di masa depan. Tetapi bukti dampak fenotipik atau epidemiologis saat ini tidak jelas, sehingga memerlukan pemantauan lebih lanjut dan bukti ilmiah baru.
Meski demikian, keempat varian lokal Indonesia tersebut tidak masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC) maupun Variant of Interest (VoI) WHO.
WHO mendefinisikan VoI sebagai kategori varian yang memiliki genom mutasi dan menyebabkan perubahan asam amino terkait kepekaan alat tes/telah. Sudah pula terdeteksi di banyak negara, hingga teridentifikasi menyebabkan penularan pada komunitas.
Sementara VoC adalah varian yang memiliki peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologis, memiliki peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, bahkan mampu menurunkan efektivitas vaksin. Hanya saja masih sedikit bukti sehingga perlu penelitian lebih lanjut.