Efek Rotasi Bumi Melambat: Ledakan Oksigen-Banyak Gempa Besar

CNN Indonesia
Senin, 09 Agu 2021 19:37 WIB
Rotasi Bumi disebut melambat dari waktu ke waktu yang memberikan efek berupa ledakan jumlah oksigen di atmosfer hingga makin banyak gempa besar.
Ilustrasi. (AFP/SAKIS MITROLIDIS)

2. Makin sering gempa besar

Para ilmuwan memprediksi bahwa pada 2018, aktivitas seismik Bumi dengan gempa bumi bermagnitudo besar akan makin sering terjadi.

Peningkatan ini akan terjadi di seluruh dunia, terutama di daerah tropis. Peningkatan frekuensi guncangan sendiri diyakini terjadi karena perubahan kecepatan rotasi Bumi.

Hubungan erat antara meningkatnya magnitude guncangan dan aktivitas seismik Bumi dengan kecepatan rotasi Bumi diteliti oleh Roger Bilham of the University of Colorado dan Rebecca Bendick of the University of Montana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua ilmuwan telah merekam seluruh gempa bumi dengan magnitude 7 Skala Richter atau lebih besar sejak 1900. Mereka menemukan bahwa gempa lebih sering terjadi ketika kecepatan rotasi Bumi berubah.

Mereka juga menemukan bahwa rotasi Bumi melambat signifikan secara periodik dalam lima tahun sekali selama satu setengah abad terakhir. Pada periode tersebut frekuensi gempa Bumi meningkat lebih sering dan dahsyat.

Sayangnya, sulit untuk memprediksi di mana gempa hebat akan terjadi. Kendati demikian, Bilham mengatakan bahwa mereka menemukan sebagian besar gempa bumi hebat akan terjadi di dekat khatulistiwa.

Namun, sejumlah ahli menentang hasil penelitian ini dan menyebut perlu pengujian tambahan untuk mencapai kesimpulan.

3. Terjadi lompatan detik pada 2015

Pada 1 Juli 2015 terjadi peristiwa lompatan detik terdapat penambahan 1 detik dari waktu satu hari yang seharusnya 23 jam 59 menit 59 detik menjadi 23 jam 59 menit dan 60 detik.

Sejak awal tahun 2015, Badan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (International Earth Rotation and Reference Systems Service/IERS) sudah mengumumkan bahwa tahun ini akan memiliki waktu 1 detik lebih lama dari 2014.

Untuk mendapatkan waktu yang sesuai dengan gerakan Bumi, maka satu detik ekstra ditambahkan secara berkala pada Universal Time Coordinated (UTC) sebagai patokan standar waktu dunia.

Terakhir, lompatan detik terjadi pada 31 Desember 2016. Biasanya lompatan detik terjadi setiap akhir Juni atau Desember.

Sejak 1972, lompatan detik telah ditambahkan sebanyak 27 kali seperti dilaporkan Earth Sky.

(eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER