Dicky membeberkan penyebab prediksi gempa dan tsunami di selatan pulau jawa. Menurutnya ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa di titik itu ada kesenjangan seismik atau seismik gap.
"Di dalam kajian itu disebutkan bahwa kesenjangan seismik ini berpotensi menjadi wilayah penyebab gempa," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Rabu (18/8).
Ia menjelaskan bahwa lokasi selatan jawa merupakan titik seismik atau wilayah tidak sering gempa. Sehingga energi gempa dikhawatirkan terkumpul dan menghasilkan energi yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky menjelaskan jika di daerah non seismik gap kerap terjadi pelepasan energi yang menghasilkan gempa. Sebaliknya di wilayah yang berada di seismik gap, disebut terjadi pelepasan energi dengan interval yang lama, dan bisa datang dengan magnitudo yang besar.
"Daerah yang non seismik gap wilayah yang sering terjadi gempa itu ada pelepasan energi di bawah. Tapi kalo misalnya yang seismik gap ini lama gak terjadi [gempa] tiba-tiba [bisa] langsung besar. Itu yang dikhawatirkan, dasarnya tuh dari situ," ujarnya.
Dicky menjelaskan berdasarkan catatan di selatan pulau Jawa, pelepasan energi terakhir terjadi pada 2006 yakni menghasilkan gempa disertai tsunami di Pangandaran, Jawa Barat.
Pada peristiwa itu menghasilkan tiga kali gempa yakni 6,8 skala richter (SR), disusul gempa berkekuatan 5,5 SR dan 6,1 SR. Menjelang tengah malam pukul 23.00 terjadi gelombang tsunami setinggi 2-4 meter dengan radius 100 meter ke dalam bibir pantai, yang menyapu pemukiman warga di kawasan pantai Jabar, Jateng, dan DI Yogyakarta.
Kendati demikian Dicky enggan berkomentar soal prediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami di selatan pulau Jawa. Ia mengatakan bahkan negara seperti Jepang dan Amerika Serikat pun tidak bisa memprediksi kapan terjadinya bencana itu.
"Sampai saat ini kata prediksi di dalam gempa masih belum bisa. Yang baru bisa dilakukan itu potensi. Untuk membaca prediksi, negara sekelas Jepang dan Amerika belum bisa," pungkasnya.
Lebih lanjut dia juga meluruskan arti potensi dan prediksi gempa. Dijelaskan Dicky bahwa prediksi merupakan istilah yang memiliki unsur waktu. Sementara potensi itu tidak diketahui waktunya kapan.
(eks/eks)