TREN SAINS

Peneliti Jelaskan Cara Gunung Api Turunkan Pemanasan Global

CNN Indonesia
Minggu, 22 Agu 2021 12:33 WIB
Peneliti menggunakan pemodelan untuk menjelaskan bagaimana gunung api bisa menurunkan pemanasan global dan efek sebaliknya.
Letusan gunung berapi di Islandia. (REUTERS/STRINGER)

Peneliti menyebut letusan gunung berapi baru bisa menyebabkan pendinginan global ketika partikel letusan menembus lapisan troposfer dan mencapai stratosfer. Saat partikel reflektif menyebar di stratosfer, mereka menyebabkan semburan kecil pendinginan global.

Biasanya letusan macam ini terjadi pada letusan gunung berapi besar. Namun, hanya satu atau dua letusan gunung berapi sedang yang menembus troposfer lalu mencapai stratosfer.

Pasalnya, ketika terjadi pemanasan global, lapisan stratosfer makin sulit dicapai oleh debu vulkanik. Sebab, lapisan tropopause (batas antara troposfer dan stratosfer) diperkirakan akan makin tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, makin sulit debu vulkanik mencapai lapisan stratosfer. Sehingga, aerosol yang mengapung di troposfer akan menghilang hanya dalam hitungan minggu.

Akibatnya, akan mengurangi efek erupsi terhadap pendinginan suhu Bumi. Sehingga, efek pendinginan hanya berpengaruh lokal saja.

Hal ini terutama berpengaruh pada letusan yang terjadi pada gunung berapi sedang dan kecil. Jika dihitung, efek pendinginan global akan berkurang 75 persen di kondisi atmosfer yang terjadi pemanasan global. Misal, efek pendinginan yang terjadi pada gunung Nabro di Eritrea pada 2011. Padahal erupsi yang lebih kecil ini lebih sering terjadi setiap tahun.

Namun, pada letusan gunung berapi besar seperti Pinatubo, pemanasan global akan menyebabkan debu vulkanik hasil letusan gunung berapi membumbung dan menyebar lebih tinggi. Selain itu aerosol pun alan menyebar lebih cepat ke seluruh dunia. Hal ini menyebabkan efek pendinginan global meningkat 15 persen. Namun, letusan besar ini hanya muncul 1 atau 2 kali saja dalam 100 tahun.

Dilansir dari Sciencemag, letusan ultramasif masih bisa menembus stratosfer, terlebih lagi gas mereka benar-benar akan mencapai lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan melakukan penjalaran lebih cepat di kondisi atmosfer yang lebih panas daripada iklim saat ini. https://www.sciencemag.org/news/2021/08/massive-volcanoes-could-cool-earth-more-warming-world

Pemodelan yang dilakukan Aubrey memberi jawaban mengapa pemanasan global meningkatkan penyebaran partikel debu vulkanik letusan ultramasif yang mencapai stratosfer.

Ketika gas rumah kaca memerangkap panas di dekat permukaan bumi, stratosfer akan mendingin terutama di lapisan atasnya. Hal Itu memungkinkan udara bercampur lebih mudah di atmosfer. Pada 2100, pencampuran ini akan membantu gumpalan vulkanik bergerak sekitar 1,5 kilometer lebih tinggi dari sebelumnya.

Meski demikian, perubahan suhu lautan juga diharapkan akan makin memperbesar efek pendinginan ini. Selain itu, pencairan lapisan es juga diperkirakan akan membuat erupsi vulkanik makin sering dan makin besar di lokasi seperti Islandia.

Meski demikian, kata Aubry, penelitian ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Pertama, ia hanya mempelajari letusan tropis, bukan yang lebih dekat ke kutub, di mana stratosfer lebih dekat.

Dan sulit untuk mengatakan apakah peningkatan pendinginan dari gunung berapi besar atau yang lebih kecil akan mutlak sebagai pengaruh iklim yang lebih besar.

(mrh/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER