Fenomena hujan deras yang guyur Greenland merupakan pertama kali dalam sejarah. Menurut Von Walden dari Summit Station Science Coordination Office and Washington State University Amerika Serikat (AS), hujan deras ini merupakan yang pertama terjadi sejak National Science Foundation yang terletak di puncak Greenland berdiri pada akhir 1980-an.
Berdasarkan pantauan satelit NASA, hujan ini memperparah pencairan es yang terjadi di kawasan ini.
Sebelumnya, pencairan es di Greenland hanya terjadi akibat kenaikan suhu semata seperti terjadi pada 2012 dan 2019. Tapi, baru kali pertama pencairan es makin parah akibat terjadi hujan deras seperti diungkap Christopher Shuman, glasiologis dari UniversitasMaryland, AS, yang berkantor di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard, NASA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panas musim panas memicu peristiwa pencairan besar lainnya pada 14-15 Agustus 2021, tetapi kali ini, pencairan diperparah oleh curah hujan," seperti tertulis dalam situs resmi.
Menurut data dari Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (NSIDC), hujan di Greenland ini adalah yang terparah sejak pertama kali dipantau pada 1950. Selain itu, kadar es yang hilang akibat hujan ini juga tujuh kali lebih besar dari rata-rata pencairan es harian tahun ini.
Sementara Data National Science Foundation's Summit Station, menunjukkan 7 miliar ton hujan telah mengguyur selama lebih dari 24 jam. Peristiwa ini mengakibatkan pencairan es dengan luas 872 ribu kilometer persegi atau setara dengan ukuran negara Namibia di Afrika.
Meski demikian, NASA menyebut pencairan es di Greenland pada puncak musim panas di 14 Agustus ini berselisih sedikit dengan peristiwa pencairan es besar-besaran di Greenland pada 28 Juli. Saat itu, pencairan es seluas 881 ribu kilometer persegi itu merupakan peristiwa pencairan ketujuh terbesar yang tercatat.
Es di kutub utara dan selatan mencair dengan cepat seiring dengan perubahan iklim akibat aktivitas manusia. Sebuah laporan iklim utama PBB yang dirilis bulan ini menyimpulkan bahwa pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan pencairan Greenland selama dua dekade terakhir.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Cryosphere menemukan bahwa Bumi telah kehilangan 28 triliun ton es sejak pertengahan 1990-an. Sebagian besar es yang mencair itu berasal dari Kutub Utara, termasuk lapisan es Greenland.
(mrh/eks)