Pakar Beberkan Tips Lindungi Aset Kripto dari Peretas

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 20:20 WIB
Pakar keamanan siber CISSRec, Pratama Persadha, membagikan tips melindungi aset kripto dari pembobolan peretas.
Ilustrasi mata uang kripto. (istockphoto/ dulezidar)

Meskipun industri cryptocurrency selalu memperkuat pertahanan keamanannya, ia mengatakan bahwa peretas terus berinovasi dan berada satu langkah didepan untuk membobol sistem keamanan.

Ia juga mengutip laporan Forbes yang menunjukkan bahwa pada 2019, total kerugian akibat praktik peretasan kripto mencapai US$4miliar atau senilai Rp57,6 triliun (kurs Rp14.400). Hal itu dinilai Pratama membuat aset kripto selalu menjadi incaran para hacker.

Pratama menyebut bahwa tidak ada sistem yang 100 persen aman untuk menyimpan mata uang kripto. Namun begitu ia menyarankan untuk disimpan secara online dengan memilih dompet kripto yang terpercara dan memiliki reputasi yang baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya sebuah platform pertukaran aset kripto asal Jepang, Liquid dikonfirmasi telah diretas oleh hacker pada Kamis (19/8). Platform itu diprediksi mengalami kerugian mencapai US$90 juta atau senilai Rp1,3 triliun (kurs Rp14.400).

Sejauh ini, Liquid Global menemukan 9 dompet digital yang digunakan peretas untuk mengirimkan dana curiannya. Para hacker tersebut diperkirakan mencuri aset kripto ternama seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Tron (TRX).

Liquid Global mengklaim bahwa hacker menargetkan Multi-Party Computation (MPC) yang merupakan teknik kriptografi tercanggih untuk mengontrol pendanaan curian yang dikumpulkan. Konsekuensinya, dana curian tersebut bahkan tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Liquid merupakan bursa kripto asal Jepang yang masuk dalam jajaran dua puluh besar bursa kripto di dunia. Platform itu berkedudukan di beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Vietnam, dan Amerika Serikat.

Sebagai bursa kripto pertama yang diverifikasi Agen Pelayanan Finansial Jepang (JFSA), Liquid bertujuan mengombinasikan mitra lokal dengan berbagai ahli keuangan dan perbankan terbaik di kelasnya.

Pencurian aset kripto oleh peretas diketahui kerap terjadi beberapa kali. Poly Network dilaporkan kehilangan aset senilai US$600 juta atau senilai Rp8,6 triliun akibat peretasan.

(can/ayp)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER