Dikritik, Ahli Akui Keliru Lontarkan Istilah Covid-22

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 10:55 WIB
Profesor Reddi yang melontarkan istilah Covid-22 mengakui kekeliruannya dan membeberkan sejumlah penjelasan.
Ilustrasi. Profesor Reddi yang melontarkan istilah Covid-22 mengakui kekeliruannya dan membeberkan sejumlah penjelasan. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Profesor yang berbasis di Swiss, Sai Reddy mengakui istilah Covid-22 yang ia gunakan untuk menggambarkan kemungkinan muncul gelombang baru penularan Covid-19 tahun 2022 adalah sebuah kekeliruan.

Ia mengakui tidak tepat menamai kemungkinan gelombang baru penularan Covid-19 itu sebagai Covid-22 yang kemudian menimbulkan kebingungan masyarakat.

"Saya ingin meluruskan, tidak tepat menyebutnya sebagai Covid-22, karena nama resmi dan yang benar untuk penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 adalah Covid-19," tuturnya mengutip iNews

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah Covid-22 yang pertama kali dilontarkan oleh Profesor yang berbasis di Swiss, Sai Reddy, menjadi trending di media sosial dan mengundang kritik para ahli.

Para ahli pun mengkritik penamaan Covid-22 untuk fase pandemi berikutnya pada 2022 yang kemungkinan akan menghadirkan varian yang lebih berbahaya akibat mutasi varian virus corona.

Professor Jeremy Rossman, dosen honorer senior bidang virologi di University of Kent, tidak membenarkan untuk memberi label varian virus corona dengan cara ini dan mengatakan tidak ada yang namanya Covid-22.

"Kriteria untuk varian baru yang disebut COVID-22 tidak ditentukan saat ini; Bukan hanya varian baru, namun hal ini juga memungkinkan munculnya spesies virus baru. Sebagai referensi, kami hanya memiliki satu spesies COVID-19 saat ini." Kata Rossman seperti dikutip dari NewsWeek, Rabu (25/8).

Sebelumnya, Profesor Imunologi dari Universitas ETH, Sai Reddy, melontarkan istilah Covid-22 dalam wawancara dengan koran berbahasa Jerman-Swiss, Blick, terkait pandemi.

Dalam wawancara itu Sai melontarkan istilah Covid-21 dan Covid-22. Covid-21 disebut sebagai gambaran gelombang baru infeksi virus corona imbas munculnya varian Delta di 2021.



Sementara pernyataan Covid-22 yang ia lontakan adalah untuk menunjukkan kemungkinan gelombang penularan Covid-19 baru yang lebih buruk dari tahun ini, pada awal tahun 2022 sekitar Januari hingga Maret.

"Yang ingin saya sampaikan adalah ketika SARS-CoV-2 berevolusi secara harfiah, pemikiran kita tentang bagaimana merespons dan menangani pandemi juga harus berkembang," tambahnya.

Bahkan dengan varian COVID saat ini, Istilah COVID-22 atau COVID-21 tidak ada, sebab para ilmuwan belum mengidentifikasi mutasi genetik yang menyebabkan virus menjadi spesies baru. Rossman menambahkan bahwa mungkin saja kita tidak akan pernah menggunakan istilah seperti ini.

Kritik Atas Istilah Covid-22

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER