ANALISIS

Gurih Bisnis Laptop Didongkrak Pandemi

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Agu 2021 11:35 WIB
Foto: Pixabay/kropekk_pl
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasar penjualan laptop belakangan bertabur wajah baru, yakni produsen yang semula berkecimpung di jajaran ponsel pintar (smartphone).

Infinix dan realme, kedua vendor yang juga produsen ponsel pintar, belakangan merilis laptop yang dijual dengan kisaran Rp6 juta hingga Rp11 juta.

Terus, keberanian vendor teknologi yang identik menjual ponsel itu kini menjadi tanda tanya. Potensi apa yang akhirnya membuat mereka merambah ke dunia laptop.

Account Manager GFK, Lutfi Husein menilai penjualan perangkat laptop membesar dengan adanya bekerja dari rumah (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ia mengatakan dahulu penggunaan laptop itu biasanya berawal dari anak SMA. Sejak pandemi Covid-19, pasar itu merambah ke anak SD bahkan pelajar TK.

"Dulu kita menggunakan laptop itu biasanya start dari anak SMA, terakhir sebelum pandemi. Selama pandemi mulai dari anak SD mungkin TK sudah menggunakan laptop untuk melakukan belajar," ujar Lutfi kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon.

Dia mengatakan dengan banyaknya kebutuhan dari siswa TK hingga SMA menjadi salah satu faktor peningkatan bisnis laptop di masa pandemi.

Jika dihitung, murid SD pada 2019-2020 sekitar 25 juta anak. Lutfi mengatakan celah itu sebagai kesempatan pasar yang sangat besar di Indonesia.

Lutfi blak-blakan mengenai data yang dihimpun oleh GFK. Dia mengatakan dari sisi consumer untuk notebook sekitar 2,5 juta unit setahun. Angka itu disebutnya belum mencukupi kebutuhan perangkat IT untuk menunjang dunia pendidikan.

Dia menilai, pada pelajar dengan adanya Pandemi Covid-19 mulanya menggunakan ponsel untuk PJJ. Kendati demikian, PJJ terus berlangsung hingga hampir dua tahun, dan kebutuhan dengan layar besar pun akhirnya meningkat salah satunya laptop.

Dengan begitu, Lutfi menilai pada vendor adanya potensi meroketnya permintaan pasar. Apabila para vendor ponsel itu masuk ke penjualan laptop pun, Lutfi mengatakan tidak akan memakan pasar vendor laptop lain yang sudah muncul duluan.

Saat disinggung apakah langkah penjualan laptop oleh vendor identik ponsel itu sebagai bentuk kejenuhan pasar smartphone, justru Lutfi tidak sepakat. Dia melihat hal ini merupakan dampak dari permintaan yang sangat tinggi.

Selain itu, kedua vendor seperti Infinix dan realme mampu memproduksi banyak perangkat lantaran pusat produksinya ada di China.

Meski begitu Lutfi menilai adanya fenomena kelangkaan chip untuk barang elektronik tidak terlalu berpengaruh dalam produksi laptop. Hanya saja nanti akan berdampak pada keterbatasan vendor dalam menjual produk ke Indonesia.

"Potensi dia (vendor) mungkin bisa membuat 1 juta atau 1000 unit dalam satu bulan, mungkin mereka hanya bisa memproduksi cuman 50 atau 100 unit," ujar Lutfi.

Gurih Bisnis Laptop Didongkrak Pandemi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :