Badai ini tergolong badai yang mampu bertahan lama, karena angin besar ini tetap berstatus sebagai badai setelah 16 jam menyentuh daratan pada 29 Agustus lalu.
Selain itu, Ida juga menyandang status badai kategori 3, enam jam setelah menyentuh daratan.
Badai ini unik lantaran makin kuat bertiup ketika melewati daratan. Ternyata penambahan kekuatan ini terjadi lantaran badai ini melewati bagian daratan yang basah dan hangat. Dua faktor inilah yang menambah kekuatan badai saat menyentuh daratan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teluk Meksiko, merupakan lokasi yang kerap menjadikan badai makin besar. Lokasi ini juga yang membuatt Badai Katrina dan Ida mengalami intensifikasi yang sangat cepat. Sebab, teluk ini memiliki arus air yang sangat hangat yang disebut Arus Loop yang berasal dari Karibia. Panas ekstra inilah yang menjadi bahan bakar untuk memperbesar badai.
"(Sehingga) badai ini tidak tahu kalau ia sudah ada di daratan," jelas meteorologis dan Direktur Program Sains Atmosfer dari Universitas Georgia, AS, Marshall Shepherd.
Marshall dan rekan-rekannya, menamakan situasi ini sebagai Efek Laut Coklat (Brown Ocean Effect) lantaran daratan di sekitar Teluk Meksiko yang basah, hangat, dan lembab, membuat badai seolah masih berada di laut, meski sebenarnya sudah ada di daratan, seperti dilansir dari Live Science.
Pemanasan global ikut memperparah badai-badai tropis menjadi semakin besar. Bumi yang makin hangat imbas pembakaran bahan bakar fosil, ikut menghangatkan lautan.
Keduanya mengakibatkan makin tinggi kelembaban udara. Udara yang hangat dan lembab, merupakan bahan bakar untuk memperbesar badai. Angin yang dihasilkan badai pun makin kencang, sehingga badai jadi makin merusak, seperti dikutip Scientific American.
(eks)