WHO dan EMA tidak menyarankan vaksin diberikan kepada orang dengan anafilaktik dan hipersensitivitas. Bagi orang dengan alergi dan akan divaksin Janssen harus diawasi oleh tenaga medis dengan perawatan medis yang sesuai.
Bagi orang dengan lemah imun (immunocompromised) masih bisa mendapatkan vaksin ini karena tergolong kategori orang dengan risiko penularan yang tinggi. Walau belum ada data terkait hal ini , mungkin vaksin tidak akan bekerja dengan baik.
Seseorang dengan temperatur diatas 38.5ºC harus menunda vaksinasi. Sementara ini untuk anak-anak masih tidak direkomendasikan oleh WHO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, WHO mengatakan vaksin ini aman dan efektif bagi penyintas hipertensi, penyakit paru-paru berat, gagal jantung, obesitas, hingga diabetes.
Selain itu, penyintas HIV yang dikategorikan tinggi risiko covid-19 juga diperbolehkan. Namun harus berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum vaksinasi.
Vaksin Janssen hanya memerlukan satu dosis suntikan dengan tipe vaksin vector. Data yang dikeluarkan uji klinis mengatakan bahwa vaksin ini juga dapat digunakan dan efektif untuk lansia.
Namun hingga saat ini, vaksin Janssen belum direkomendasikan untuk anak-anak. EMA telah sepakat dengan produsen akan merencanakan percobaan yang melibatkan anak-anak.
Perlindungan terhadap covid-19 dengan menggunakan vaksin ini baru mulai akan terbentuk setelah 14 hari pasca vaksin.
Uji coba yang dilakukan kepada hewan tidak menimbulkan efek berbahaya dari vaksin Janssen untuk kehamilan. Namun, WHO menyarankan untuk divaksin dengan syarat manfaatnya lebih banyak dibandingkan risikonya.
Begitu pula dengan ibu menyusui (busui), walau belum ada penelitian lebih lanjut diperkirakan tidak ada risiko untuk busui.
Bagi ibu hamil yang ingin menggunakan vaksin ini disarankan agar berkonsultasi secara intens kepada tenaga kesehatan yang profesional setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya.