Alasan Kasus Covid-19 Singapura Tinggi Meski Gencar Vaksinasi

mth | CNN Indonesia
Kamis, 23 Sep 2021 18:27 WIB
Ahli ungkap alasan kasus Covid-19 Singapura tinggi meski sudah gencar melakukan vaksinasi.
Ilustrasi. Ahli ungkap alasan kasus Covid-19 Singapura tinggi meski sudah gencar melakukan vaksinasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli menyampaikan alasan kasus positif Covid-19 dengan gejala berat masih tinggi di Singapura meski negara itu gencar melakukan vaksinasi.

Menurut Epidemiolog dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, jumlah pasien dengan gejala berat akan sejalan dengan jumlah kasus positif Covid-19 di sebuah negara.

"Memang ketika kasus terjadi cukup tinggi, proporsi orang sakit berat jumlahnya meningkat. Misalnya ada 1.000 kasus, biasanya yang butuh perawatan itu 15 persen, artinya 150, lalu yang memburuk butuh ICU 4 sampai 5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kasus jadi 10 ribu, ya semuanya naik 10 kali lipat," kata Masdalina kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/9).

Terkait pasien gejala berat dengan tingkat vaksinasi tinggi di negara itu, Masdalina menyebut program vaksinasi Covid-19 di Singapura sebenarnya telah terlihat berjalan efekif. Sebab,

Menurutnya, hal tersebut bisa dilihat dari jumlah angka kematian orang akibat Covid-19 yang rendah di tengah situasi peningkatan kasus.

"Tapi vaksinasi di Singapura beri pengaruh cukup besar karena angka kematiannya rendah," tuturnya.

Lebih lanjut, Masdalina menjelaskan memburuknya situasi Covid-19 di Singapura dan sejumlah negara di kawasan Asean saat ini akibat varian Delta.

"Singapura, Malaysia, hampir sama seperti kita beberapa bulan lalu, serangan Delta yang mendominasi. Sebenarnya, bukan hanya di Asean saja, di seluruh dunia serangan Delta beri dampak besar terhadap peningkatan kasus," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, meminta pasien Covid-19yang masih muda dan telah mendapatkan vaksin penuh untuk dirawat di rumah mengingat kapasitas unit gawat darurat hampir penuh.

Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan, beberapa rumah sakit umum di negara itu mengalami lonjakan pasien. Lonjakan ini dipicu peningkatan jumlah pasien yang dilarikan ke UGD karena mengalami gejala infeksi pernapasan ringan.

Untuk menghindari UGD penuh, MOH menganjurkan masyarakat dengan gejala ringan untuk berobat di fasilitas perawatan masyarakat lainnya alih-alih di rumah sakit.

Sejak akhir Agustus lalu, Singapura mengalami lonjakan kasus positif.

Per 19 September, lebih dari 7.000 warga Singapura yang terinfeksi Covid-19, berdasarkan data Worldometers. Lonjakan ini membuat berbagai rumah sakit di negara itu penuh.

(eks/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER