Sebelumnya, Setiaji sempat menjelaskan bahwa kerjasama dengan 11 aplikasi ini tidak berarti Pedulilindungi memberikan data pengguna kepada 11 aplikasi tersebut.
"Jadi modelnya itu tidak meng-share data pribadi seluruhnya," jelas Setiaji dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Senin (27/9).
Lebih lanjut menurutnya, Pedulilindungi hanya membagi fitur kodeQR yang berisi informasi status warna seseorang, merah, hijau, oranye, atau hitam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Status warna ini digunakan untuk memberi izin pengguna masuk ke dalam mal atau lokasi keramaian lain dengan metode checkin kodeQR.
"Jadi kan di dalam aplikasi-aplikasi tadi sudah ada data pribadi masing-masing penggunanya, itu lah yang dikirimkan ke sistem PeduliLindungi untuk mengecek status orang yang bersangkutan. Apakah positif, sudah vaksin atau belum," lanjutnya.
Pedulilindungi hanya berbagi API (Application Programming Interface) yaitu interface yang dapat menghubungkan aplikasi satu dengan aplikasi lainnya. API ini diaku Setiaji telah dienkripsi (dilindungi dengan kode acak)dan informasi berupa token. Sehingga, informasi itu hanya bisa dibaca oleh aplikasi yang bekerja sama dengan sistem Kemenkes.
"Jadi bukan transparan yang kita kirimkan, tapi yang hanya bisa dibaca oleh kedua sistem tadi," tandasnya.