Ahli Minta Akun PeduliLindungi Tak Pakai NIK

CNN Indonesia
Jumat, 24 Sep 2021 20:26 WIB
Ahli meminta agar pengguna akun PeduliLindungi tak menggunakan data pribadi seperti NIK, waktu vaksin, hingga nama lengkap.
Ilustrasi. Ahli meminta agar pengguna akun PeduliLindungi tak menggunakan data pribadi seperti NIK, waktu vaksin, hingga nama lengkap. (CNN Indonesia/Muhammad Ikhsan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli meminta pemerintah tidak menggunakan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan data pribadi lain untuk aplikasi PeduliLindungi.

Menurut Pengamat Keamanan Siber Vaksincom, Alfons Tanujaya, perlu dibuat Identitas (ID) Nasional yang tidak berkaitan dengan data-data pribadi seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan tanggal lahir untuk digunakan masyarakat dalam membuat akun di aplikasi PeduliLindungi.

Menurutnya, ada lima parameter penggunaan data yang perlu menjadi fokus pemerintah untuk tidak lagi diandalkan dalam akses PeduliLindungi yaitu NIK, tanggal lahir, tanggal vaksin, jenis vaksin, serta nama lengkap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alfons, keseluruhan data tersebut seharusnya dialihkan dengan penggunaan data lain yang tingkat kredensial atau kerahasiaannya lebih tinggi demi menghindari kebocoran.

"Gunakan ID Nasional atau apa jadi ada suatu ID nasional itu (yang) tidak terkait NIK atau tanggal lahir," kata Alfons dalam diskusi RCEE Working Group yang disiarkan lewat akun Youtube BNPB Indonesia, Jumat (24/9).

Ia pun menyoroti data pribadi seperti NIK, tanggal lahir, tanggal vaksin, hingga nama lengkap yang dipakai pada sistem akses pembuatan akun di PeduliLindungi rentan dibobol atau bocor.

"Semua data itu kalau sudah bocor lalu dijadikan kredensial, ya sama saja bohong, maka itu harus dipikirkan cara pembuatan bikin kredensial yang pintar," kata dia.

Soal ID nasional

Alfons menyampaikan, pembuatan ID Nasional bisa dengan penggunaan password yang setiap pengguna aplikasi bisa memilikinya sendiri tanpa diketahui orang lain atau autentikasi dua faktor guna memberikan perlindungan berlapis.

Penggunaan ID Nasional, dia menilai, juga bisa berfungsi untuk lintas aplikasi atau cross platform jika dibutuhkan di hari mendatang.

"Salah satunya Nasional ID atau apa, itu kan bisa pakai password atau two factor authentication," ucap dia.

Kominfo Beberkan Soal Pelik PeduliLindungi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER