Namun, menurut para peneliti ketika hal ini terjadi, manusia sudah tidak ada di Bumi. Sebab, umat manusia hanya memiliki sisa sekitar 1 miliar tahun untuk hidup di Bumi. Sebab, Bumi jadi tempat yang makin tak nyaman dihuni imbas peningkatan kecerahan Matahari sekitar 10 persen setiap 1 miliar tahun.
Peningkatan kecerahan berkala ini akan mengakhiri banyak kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap dan permukaan Bumi akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.
Aline Vidotto, astrofisikawan di Trinity College Dublin mengatakan para tim astronom tidak menduga bahwa Matahari di masa depan dapat merusak pelindung medan magnet planet-planet yang disekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa angin Matahari di masa lalu mengikis atmosfer Mars, yang tidak seperti Bumi, tidak memiliki magnetosfer skala besar," kata tim penulis studi Aline Vidotto, astrofisikawan di Trinity College Dublin, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Live Science.
Beberapa astronom berpikir dari punahnya Matahari justru akan menimbulkan kehidupan baru di planet-planet sekitar Matahari seperti Merkurius, Venus, Mars dan Bumi sekali pun.
Selain menjadi pengingat kehidupan di Bumi akan kiamat, penelitian ini berimplikasi pada pencarian kehidupan di luar bumi.
Hal itu menandakan sangat tidak mungkin bahwa kehidupan di planet dapat bertahan dari kematian Matahari, menurut laporan Space.