Taktik China Salip Kecerdasan Buatan AS, Kuasai Dunia 2030

CNN Indonesia
Kamis, 14 Okt 2021 14:25 WIB
Sejumlah taktik yang digunakan China untuk menguasai dunia dengan teknologi kecerdasan buatan pada 2030.
Ilustrasi. Sejumlah taktik yang digunakan China untuk menguasai dunia dengan teknologi kecerdasan buatan pada 2030. (REUTERS/TYRONE SIU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tak cuma jadi kekuatan ekonomi terbesar dunia, China berambisi menguasai dunia dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intellegence/ AI) pada 2030.

Ambisi ini diumumkan Partai Komunis China pada 2017. Mereka lantas membuat penelitian besar-besaran dan menelurkan talenta-talenta cemerlang dunia di bidang ini. Para peneliti pun mengakui loncatan kualitas penelitian AI China. Industri AI China pun mampu menyaingi perusahaan pemimpin global di bidang yang sama.

Keberhasilan China ini sebagian imbas dorongan program pemerintah China akibat memburuknya hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kualitas penelitian meningkat

Analisis, oleh Institut Allen untuk Kecerdasan Buatan di Seattle, Washington, menemukan bahwa China terus meningkatkan kualitas penelitian sebagai makalah yang paling banyak dikutip.

Pada 2018, makalah penelitian AI China naik dari 10 persen menjadi 26,5 persen pada 2018, tidak jauh di belakang Amerika Serikat dengan 29 persen. Tren penelitian AI di AS bahkan disebut menurun. Jika tren ini berlanjut, China bisa menyusul Amerika Serikat tahun depan.

Analisis lain juga menunjukkan bahwa kutipan rata-rata untuk makalah AI oleh penulis di China terus meningkat dan berada di atas rata-rata dunia, tetapi lebih rendah daripada makalah oleh penulis AS.

Kemajuan perusahaan AI China

China juga memiliki perusahaan terkemuka dunia untuk teknologi penglihatan komputer, pengenalan suara, dan pemrosesan bahasa alami. Beberapa perusahaan ini diantaranya SenseTime, Unisound, iFLYTEK, dan Face++, seperti diungkap Zheng Nanning, Direktur Institut Kecerdasan Buatan dan Robotika di Universitas Xi'an Jiaotong.

Zheng memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu 5-10 tahun bagi China untuk mencapai tingkat inovasi dalam teori dan algoritma fundamental yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggrs.



Selain itu, tiga perusahaan teknologi terbesar China Tencent, Baidu dan Alibaba, menjadi ujung tombak lain untuk penguasaan AI.

"Perusahaan-perusahaan ini telah menjadi pemimpin global dalam AI, meskipun mereka masih belum setingkat dengan perusahaan AS, seperti Google dan Microsoft," kata Ding, seperti dikutip Nature

China juga memiliki setidaknya sepuluh perusahaan rintisan AI milik swasta senilai lebih dari US$1 miliar, termasuk perusahaan pengenalan wajah SenseTime, menurut perusahaan riset CB Insights di New York.

Banyak talenta

China pun mampu mempertahankan para peneliti berbakat. Menurut Laporan Pengembangan AI China 2018, yang ditulis bersama oleh akademisi dan industri, pada akhir 2017, ahli AI China merupakan negara kedua terbesar dunia setelah AS.

Terdapat sekitar 18.200 orang ahli AI di negara itu, dibanding Amerika Serikat yang memiliki sekitar 29.000. Meski demikian, China hanya ada di urutan ke-6 dalam hal jumlah peneliti AI terkemuka dunia, yaitu penulis paling produktif dan banyak dikutip.

Hasil Kecerdasan Buatan China

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER