Jakarta Terancam Tenggelam dan Diteror Krisis Air Bersih

CNN Indonesia
Jumat, 15 Okt 2021 18:15 WIB
Jakarta diprediksi menjadi kota di Indonesia yang paling berpotensi tenggelam, selain itu juga dihantui krisis air bersih.
Penjual mengisi air bersih di depot pengisian air di kawasan Empang Lapangan, Penjaringan, Jakarta, 13 Februari 2019. Warga dikawasan tersebut membeli air bersih jerigen karena tidak mampu memasang air pam. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah pesisir utara Pulau Jawa dari Jakarta hingga Pantura tak hanya dihantui ancaman tenggelam namun juga dihantui krisis air bersih.

Ahli memprediksi sejumlah wilayah pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Jakarta, Pantura, Pekalongan, dan wilayah lainnya akan tenggelam pada 2050.

Melansir World Economic Forum, Jakarta menjadi kota yang paling berpotensi tenggelam. Permukaan tanah Jakarta disebut menurun hingga 6,7 inci per tahun karena pemompaan air tanah yang berlebihan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain terancam tenggelam, wilayah-wilayah tersebut juga dihantui krisis air bersih yang masih saling berkaitan.

Pakar Iklim dan Meteorologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edvin Aldrian, dalam acara diskusi publik bertajuk Perubahan Iklim dan Ancaman Tenggelamnya Pesisir Jawa pada Kamis (12/10), mengatakan bahwa penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah lebih membahayakan dibanding kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh es yang mencair karena perubahan iklim, meskipun keduanya sama-sama mengancam.

Hal tersebut tentu berdampak pada pemanfaatan air tanah yang sejak dahulu menjadi sumber utama pemenuhan air rumah tangga sebelum adanya air pipa yang dikelola perusahaan air minum.

Wilayah Jakarta dengan pertumbuhan penduduk yang kian masif dan wilayah Pantura yang merupakan jalur produktif tentu mengonsumsi air bersih dalam jumlah besar yang membuat muka air tanah kian menurun.

Hal ini juga diperparah pola pembangunan yang kurang mengindahkan lubang serapan air, sehingga air yang harusnya terserap dan diam di tanah langsung mengalir ke aliran sungai.

Pada studi yang dilakukan Nurul Chairunnisa dan Chusnul Arif dari Institut Pertanian Bogor dikatakan wilayah Provinsi Jakarta memiliki kondisi air sangat kritis dengan indeks kekritisan air sebesar 220,36 persen.

Studi berjudul Analisis Neraca Air Pulau Jawa-Bali Sebagai Upaya Antisipasi Krisis Air yang diterbitkan pada 2020 ini dilakukan sebagai upaya memproyeksi kebutuhan dan ketersediaan air berdasarkan skenario perubahan iklim, mengembangkan model analisis dampak perubahan iklim terhadap sektor air berdasarkan neraca air, dan melakukan perhitungan kerugian ekonomi lingkungan yang dihasilkan akibat dari kerugian defisit air.

Selain itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada laman resminya mengatakan dalam Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 yang dikeluarkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan meningkat hingga 2030.

Dalam rancangan tersebut diprediksi proporsi luas wilayah krisis air meningkat dari 6,0 persen pada tahun 2000 menjadi 9,6 persen pada 2045. Kualitas air diperkirakan juga menurun signifikan.

(lnn/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER