Pulau Kemaro, Kampung Pemburu Harta Karun Sungai Musi

CNN Indonesia
Minggu, 31 Okt 2021 08:05 WIB
Berburu harta karun menjadi profesi bagi sebagian orang di Palembang, utamanya mereka yang tinggal di Pulau Kemaro.
Kru kapal mengoperasikan mesin pompa untuk menyedot pasir dari dasar sungai untuk kemudian menyortir serbuk emas. (dok. CNNIndonesia.com/ Hafidz Trijatnika

Temuan Benda Berharga di Sungai Musi, dari serbuk, arca, hingga perhiasan emas

Yang paling mudah ditemukan oleh para pemburu harta karun di Sungai Musi adalah serbuk emas. Mereka menggunakan pompa air untuk menyedot pasir di dasar Sungai. Pasir yang seukuran kerikil dikumpulkan kemudian direndam ke dalam air merkuri. Proses tersebut akan memisahkan pasir dengan serbuk emas yang kemudian dikumpulkan.

Satu gram emas dihargai Rp500 ribu yang dijual ke penadah.

"Jumlah yang didapat tidak tentu per harinya. Namun sebulan bisa dapat Rp3-5 juta dari jual serbuk emas itu," ujar Adi, salah satu penyelam lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benda yang juga sering ditemukan adalah pecahan keramik berupa mangkuk, piring, atau gerabah. Pecahan barang berbahan keramik tidak mahal dijual, namun tetap laku dijual di Pasar Cinde. Pecahan keramik dihargai Rp50-100 ribu, tergantung keutuhannya. Namun barang kuno berbahan keramik yang ditemukan utuh bisa sangat berharga. Paling mahal bisa mencapai Rp10 juta, tergantung kelangkaannya saat diidentifikasi umurnya.

Pemburu harta karun sriwijaya Sungai MusiKru kapal menyortir serbuk emas dari pasir Sungai Musi. (dok. CNNIndonesia.com/ Hafidz Trijatnika

Manik-manik berwarna-warni pun masih banyak ditemukan di Sungai Musi, juga koin-koin kuno beraksara China. Manik-manik yang ditemukan berbentuk butiran, kemudian diuntai agar bisa dibuat gelang atau kalung.

Yang paling berharga adalah benda berbahan emas, baik itu cincin, anting, maupun potongan perhiasan yang tak utuh. Meskipun jarang ditemukan, namun sekali dapat bisa berharga sangat mahal. Cincin emas dengan simbol agama Buddha yang menjadi koleksi Wisnu, sejak ditemukan pada 2018 masih disimpannya dengan baik.

"Mau dijual sayang, tapi kalau ada yang menawar dengan harga sesuai bakal dilepas juga," ujar Wisnu semringah.

Wisnu memiliki dua kapal, namun satu yang masih aktif beroperasi. Kekurangan kru menjadi alasan kapal lain milik dirinya masih menganggur.

Modal Rp40 juta untuk berburu

Tak sedikit uang yang digelontorkan para pemilik modal untuk mengoperasikan kapal pemburu harta karun. Satu unit perahu seharga Rp14-15 juta. Wisnu harus merogoh kocek Rp4-5 juta untuk membeli kompresor yang digunakan sebagai alat pemasok oksigen para penyelam. Mesin diesel, minimal tiga unit, digunakan untuk menggerakkan kapal, kompresor, dan mesin pompa. Satu unit mesin diesel seharga Rp6 juta.

Masker oksigen seharga Rp500 ribu pun harus dibeli bekas karena membeli barang baru mahal. Sehari, operasional yang dibutuhkan untuk membeli solar dan uang makan para kru kapal sebesar Rp300 ribu. Belum lagi kapal yang rata-rata usianya hanya 4-5 tahun perlu peremajaan atau bahkan membeli baru bila tak bisa digunakan kembali.

"Kalau hasil tidak sepadan tidak mungkin juga kami bertahan jadi penyelam. Minimal bisa mengisi perut sehari-hari bisa bertahun-tahun jadi penyelam. Mesin-mesin juga perlu perawatan, jadi modal untuk mencari barang-barang ini memang tidak kecil juga," kata Wisnu.

(idz/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER