Waze Akui Sedang Bermasalah, CEO Sebut Dampak Pandemi

CNN Indonesia
Senin, 01 Nov 2021 19:20 WIB
Aplikasi navigasi Waze akui lakukan kesalahan mengolah algoritma, karena lalu lintas mulai padat kembali.
Aplikasi navigasi Waze akui lakukan kesalahan mengolah algoritma, karena lalu lintas mulai padat kembali. (Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Waze yang merupakan anak perusahaan Alphabet Google mengakui bahwa aplikasi petunjuk jalan mereka bermasalah dan telah membuat pengguna menjadi serba salah.

Waze merupakan aplikasi navigasi yang menggunakan algoritma berdasarkan pola lalu lintas historis dan informasi yang bersumber dari kerumunan dari pengguna.

Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat melintasi area dengan rute yang aman dan lebih cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Phone Arena, laporan media Israel yang merupakan tempat Waze didirikan, aplikasi navigasi itu telah memberikan arah yang salah kepada para pelancong.

"Kami memiliki masalah dengan algoritma. Semakin banyak orang yang kami layani, semakin besar pengaruhnya. Virus Corona telah menempatkan kami dalam situasi di mana kami harus menemukan kembali algoritma kami," ucap CEO Waze, Guy Berkowitz.

Setelah sempat sepi, kini orang-orang mulai berani keluar rumah yang membuat pola lalu lintas berubah drastis dan akhirnya mempengaruhi algoritma yang digunakan untuk menghitung rute tercepat di antara dua titik sehingga mengacaukan algoritma Waze yang mengarah ke arah yang salah.

"Sejarah jalan, yang merupakan bagian dari algoritma kami, tidak lagi mencerminkan kenyataan. Memikirkan jalan yang dalam sejarahnya menunjukkan bahwa tidak ada kemacetan lalu lintas, dan ternyata hari ini penuh."

Menurut laporan, lalu lintas jalan di Israel selama dua pekan pertama bulan Oktober adalah 23 persen lebih tinggi dari tingkat pra-pandemi menurut sebuah laporan.

Peningkatan lalu lintas jalan dilaporkan karena orang khawatir menggunakan transportasi umum karena virus.

"Jadi virus Corona telah membunuh catatan sejarah jalan di kami dan algoritma kami perlu diubah dengan memberikan bobot lebih pada apa yang terjadi secara real time." ujar Berkowitz

"Dan ini tidak selalu benar, karena cara kami mengarahkan Anda tidak harus dengan cara yang singkat atau cepat, tetapi cara Waze," lanjutnya.

Google membeli Waze pada tahun 2013 di kisaran harga $1,03 miliar hingga $1,30 miliar atau antara Rp14,7 triliun sampai 18,6 triliun. Google juga telah menambahkan fitur yang ada di Waze ke Google Maps, seperti melaporkan kecelakaan di jalan serta kecepatan mobil saat digunakan.

Waze masih menghasilkan uang untuk Google dengan menjual iklan hiper-lokal ke bisnis. Perusahaan yang membayar $60 per bulan atau sekitar Rp850 ribu akan menjangkau sekitar 30 ribu pengguna Waze.

Sementara perusahaan yang mengeluarkan $30 ribu per bulan [Rp428 juta] akan memungkinkan perusahaan menjangkau sebanyak 1,5 juta pengguna Waze.

Masalah yang dihadapi Waze saat ini tampaknya hanya mempengaruhi pengguna di Israel. Belum ada keluhan dari para pengguna Waze di negara lain, termasuk Indonesia.

(ttf/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER