Pakar Sebut Facebook Sengaja Abaikan Hoaks Demi Cuan

CNN Indonesia
Rabu, 03 Nov 2021 10:40 WIB
Facebook disebut membiarkan konten-konten kontroversial seperti berita hoaks demi durasi pengguna di platform tersebut.
Facebook disebut membiarkan konten-konten kontroversial seperti berita hoaks demi durasi pengguna di platform tersebut. (Foto: Reuters)

Meski disebut menghasilkan engagement yang baik, Ismail menduga Facebook tak peduli terkait isi konten, hanya peduli pada lama durasi pengguna menggunakan Facebook.

"Facebook itu ga peduli kontennya. Dia peduli adalah orang lama di Facebook," tuturnya.

Di samping itu Ismail menyarankan kepada pengguna Facebook agar tak memberi reaksi di konten-konten yang terbilang kontroversi, seperti memberi like, share atau comment, agar konten itu tak banyak menghasilkan engagement.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal ini, pihak Meta alias Facebook Indonesia mengelak tuduhan tersebut. Menurut Meta, mereka berusaha memberikan pengalaman positif bagi pengguna dengan menjaga ruang pembicaraan di platform itu.

"Pertumbuhan jumlah pengguna atau pengiklan di Facebook tidak akan berarti apa-apa jika layanan kami tidak digunakan dengan cara-cara yang mampu membawa orang menjadi lebih dekat," tulis pernyataan juru bicara Meta kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/11).

"Inilah mengapa kami mengambil langkah-langkah untuk menjaga orang-orang tetap aman, bahkan jika hal itu membawa pengaruh bagi keuntungan kami. Hingga saat ini, kami telah melakukan berbagai investasi, termasuk lebih dari 5 miliar USD yang kami alokasikan hanya di tahun ini untuk keselamatan dan keamanan, serta 40.000 orang yang bekerja pada dua bidang tersebut di Facebook."

Dokumen bongkar busuk Facebook

Sebelumnya sebuah Dokumen internal Facebook yang disebut sebagai 'Facebook Papers' telah dibocorkan oleh whistleblower masalah internal Facebook Frances Haugen.

Dokumen tersebut memberikan pandangan mendalam mengenai budaya internal Facebook, pendekatan yang dilakukan terhadap misinformasi dan moderasi ujaran kebencian, penelitian riset dari algoritma linimasa berita, hingga komunikasi internal.

Dokumen internal yang diberikan kepada kongres berupa dokumen yang sudah disunting dan ditinjau ulang oleh konsorsium 17 organisasi pers di Amerika Serikat termasuk CNN.

Lewat kuasa hukum, Haugen yang merupakan mantan karyawan Facebook menyerahkan lebih dari sepuluh ribu halaman dokumen internal Facebook sebagai barang bukti.

Namun sebelum dokumen internal Facebook itu terkuak, sebuah film dokumenter yang berjudul The Social Dilemma juga mengungkap bagaimana praktik Facebook dalam menjalankan roda bisnisnya.

Lewat film itu digambarkan bahwa aktivitas algoritma media sosial dapat diukur dan diketahui kondisi yang dirasakan oleh penggunanya. 

The Social Dilemma juga mengungkap dampak negatif dari media sosial seperti, interaksi antar individu, Kesehatan mental, penyebaran berita, informasi hoaks, hingga hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan.

Dalam film itu juga mewawancarai berbagai tokoh belakng layar yang mensukseskan beberapa platform seperti Google, Firefox, Facebook, Twitter dan Instagram.

(can/fjr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER