Dampak Buruk Penerbangan untuk Perubahan Iklim

CNN Indonesia
Minggu, 07 Nov 2021 17:46 WIB
Penerbangan nyatanya merupakan salah satu faktor penyumbang terbesar terjadinya perubahan iklim atau pemanasan global. (Foto: AFP/KARIM JAAFAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah studi baru mengungkap bahwa penerbangan memiliki dampak yang cukup besar dalam laju perubahan iklim. Bahkan, kontribusinya terhadap disebut lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Dalam studi yang diterbitkan Environmental Research Letters tersebut diungkapkan bahwa penerbangan dapat menghabiskan hingga seperenam dari anggaran suhu yang tersisa untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat celcius pada 2050.

Dilansir dari UK Reaserch and Inovation (UKRI), studi tersebut juga menyarankan bahwa emisi yang dihasilkan oleh industri penerbangan harus dikurangi setiap tahun jika emisi sektor ini tidak meningkatkan pemanasan lebih lanjut.

Penerbangan disebut bertanggung jawab atas terjadinya lebih banyak pemanasan global daripada yang tersirat dari jejak karbon saja.

Kontribusi pada Pemanasan Global

Melalui penelitian tersebut, penerbangan secara luas diakui sebagai sektor yang menantang untuk dekarbonisasi.

Pertanyaan yang muncul, penerbangan seperti apa yang dibutuhkan untuk menghindarkan Bumi dari pemanasan global di masa depan?

Para peneliti di balik penelitian ini mengembangkan teknik sederhana untuk mengukur kontribusi suhu dari emisi penerbangan historis, termasuk dampak CO2 dan non-CO2.

Studi ini juga memproyeksikan pemanasan di masa depan karena penerbangan berdasarkan berbagai kemungkinan solusi untuk krisis iklim.

New Scientist telah membahas analisis paling komprehensif tentang seberapa besar pemanasan yang disebabkan oleh pesawat

Kontribusi penerbangan terhadap pemanasan global hampir dua kali lipat sejak 2000 hingga 2018. Itu merupakan pertumbuhan yang cepat jauh melampaui upaya untuk mengurangi kontribusinya.

"Ini berkembang sangat pesat. Ini menakjubkan," kata David Lee di Manchester Metropolitan University di Inggris dilansir New Scientist.

Studi ini hanya berlangsung hingga 2018, sebelum penurunan besar dalam industri penerbangan terjadi akibat pandemi Covid-19. Namun, penurunan ini hanya sementara, dan tidak akan berlangsung dalam jangka panjang.

Terbang memiliki efek yang sangat kompleks pada iklim. Misalnya, jelaga dari mesin jet memicu pembentukan jejak seperti awan yang dapat menimbulkan efek pemanasan dengan memantulkan panas yang keluar.

Demikian pula, nitrogen oksida dari mesin dapat meningkatkan pembentukan ozon dan gas rumah kaca yang penting, pun menghancurkan metana.

Secara keseluruhan, tim menghitung bahwa terbang bertanggung jawab atas 3,5 persen dari efek pemanasan global yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Itu kurang dari perkiraan sebelumnya sekitar 5 persen.

Angka yang menunjukkan bahwa penerbangan bertanggung jawab atas sekitar 2 persen emisi karbon dioksida tidak memperhitungkan cara lain di mana terbang menyebabkan pemanasan.

Diperlukan inisiatif kebijakan besar seperti menetapkan tanggal di mana penggunaan minyak tanah fosil akan dilarang.

Bagaimana upaya mengatasinya? Simak di halaman berikutnya..

Upaya Mengatasi Pemanasan Global


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT