Jakarta, CNN Indonesia --
Media sosial Instagram diramaikan oleh viralnya video seseorang yang menampilkan dirinya telah melakukan implan mikrocip.
Akun bernama @chang.yud tersebut menjelaskan mikrocip yang digunakannya memiliki fungsi bermacam-macam mulai dari membuka kunci pintu hingga transaksi.
Pada video tersebut ditampilkan seorang lelaki yang mengaku mengimplan mikrocip di tangan kanannya. Masing-masing implan disebut memiliki fungsi berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tangan kanan yang ia sebut memiliki mikrocip X1 memiliki fungsi yang tidak terlalu personal seperti membuka kunci pintu, password, dan semacamnya.
Sedangkan tangan kiri yang ia sebut mikrocip X2 memiliki fungsi yang lebih personal seperti menggunakan kartu kredit untuk pembayaran.
Microchip implan ini berbentuk batang silinder kecil serukuran butiran beras. Chip ini mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu melalui lapisan kulit.
Pemasangan mikrocip sudah dilakukan untuk mengatur produk di gudang atau mengidentifikasi ternak dan hewan peliharaan liar. Baru beberapa saja yang diuji ditanam ke manusia.
Asal mula tanam mikrocip
Fenomena menanam chip di badan ini sudah dimulai sejak 1 Agustus 2017. Saat itu, sejumlah pekerja di Three Square Market, sebuah perusahaan mesin penjual otomatis di Wisconsin melakukan implan mikrocip seukuran sebutir beras ke telapak tangan di antara ibu jari dan jari telunjuk.
Kemudian 41 karyawan yang memilih untuk mengikuti prosedur implan tersebut menerima t-shirt gratis yang bertuliskan "I Got Chipped."
Acara implan yang diselenggarakan oleh manajemen perusahaan dilakukan untuk visi jangka panjang Three Square Market tentang sistem pembayaran tanpa uang tunai untuk mesin penjual otomatis mereka.
Acara implan skala besar ini sukses sebagai sebuah metode pemasaran dan mendapat respon positif, yang salah satunya diangkat oleh media dari Moskow ke Sidney.
[Gambas:Video CNN]
Namun tidak semua respon yang datang adalah respon positif. Setelah acara tersebut, komentar di halaman Facebook Three Square Market mendesak karyawan untuk berhenti melakukan implan.
Desakan banyak datang dari kelompok-kelompok Kristen yang yakin bahwa implan memenuhi ramalan akhir zaman di mana orang-orang dicap dengan "tanda binatang" dan menuduh perusahaan itu sebagai antikristus.
Meski demikian, Jowan Osterlund, seorang ahli tato dan tindik badan asal Swedia yang perusahaannya Biohax menyediakan Microchip di Three Square Market menyebut implan bukan sesuatu yang aneh. Ia mengaku telah melakukan implan pada ratusan anak muda selama setahun ke belakang.
Orang-orang yang melakukan implan menganggap chip sebagai penanda integrasi biologi dan teknologi. Mereka menggunakan implan untuk mendapatkan akses ke ruang kerja, membayar keanggotaan gym, dan bahkan naik kereta.
Bersama Biohax, Osterlund berharap dapat memperkenalkan konsep ini ke pasar global, seperti dilansir dari The Guardian.
Tidak bisa melacak
Mikrochip yang diimplan ke badan disebut tidak dapat digunakan untuk pengawasan atau pemantauan diam-diam kepada orang yang memasangnya.
Sebab, teknologi microchip yang tersedia saat ini tidak mampu melacak lokasi orang. Tidak ada baterai atau pemancar GPS yang kuat dan cukup kecil untuk tertanam dengan aman dan tidak mencolok di tubuh kita.
Lagipula ponsel cerdas kita sudah melakukan fungsi ini yang bisa dimanfaatkan oleh sejumlah otoritas untuk melakukan pelacakan. Sebagian besar pengguna ponsel pintar kerap mengabaikan privasi aplikasi dan layanan lokasi.
Dilansir dari The Conversation, yang perlu dikhawatirkan bukanlah mikrochip diimplan tanpa sepengetahuan kita, namun mikrochip diimplan tanpa izin dari orang tersebut.
Kemudian hal tersebut digunakan oleh sejumlah pihak (misalkan pemerintah) untuk melakukan gerakan yang tidak etis.
Maka dari itu hak atas otonomi badan harus dinyatakan secara hukum dan hak asasi manusia internasional juga harus ditegakkan oleh pengadilan dan pemerintahan di seluruh dunia.
[Gambas:Video CNN]