Kini, Clubhouse berharap bisa lebih berkembang dengan konten-konten yang membangun hubungan antara orang dengan orang yang lebih manusiawi. Tidak hanya mendengarkan, tapi orang juga bisa berbicara apapun yang mereka suka atau sesuatu peristiwa yang terjadi atau menjadi bahan pembicaraan hangat di sekitar.
"Terutama dengan fitur lokalisasi bahasa bisa membuat banyak komunitas tumbuh. Tantangannya adalah bagaimana mencari konten yang baik yang bisa memberikan value lebih kepada komunitas ke depannya," sebut Davison.
Menurut Davison, kesuksesan sebuah platform aplikasi media sosial juga harus didukung oleh komunitas yang menggunakannya. Bukan hanya dari perkembangan fitur yang dibuat oleh pembuatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aarthi Ramamurthy, Head of International Clubhouse menyebut Indonesia menjadi pasar penting bagi perkembangan Clubhouse sampai saat ini. Bukan hanya menyoal jumlah pengguna, tapi juga dari keunikan para penggunanya.
Sejak bisa dipakai di Android pada Mei dan fitur invitasi dihilangkan pada Juli, total ada 10 juta orang menggunakan Clubhouse dengan lebih dari satu miliar back channel masuk. Begitu juga dengan room yang tumbuh dari 300 ke 700 per harinya dengan rata-rata mendengarkan dan berbicara selama 70 menit.
"Selain faktor jumlah dan keragaman, tapi ada sebuah hal menarik yakni orang-orang Indonesia menemukan cara kreatif dan tidak ditemukan di negara lain soal bagaimana mereka menggunakan fitur dan konten yang ada. Jadi bukan hanya dari sisi jumah, tapi keragaman kontennya juga," jelas Aarthi.